Minneapolis, MINA – Protes meletus di seluruh Amerika Serikat pada Kamis malam (28/5) ketika meningkatnya kemarahan atas kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam yang tewas setelah dijepit lehernya dengan lutut oleh seorang polisi kulit putih.
Sejumlah demonstran mendapatkan akses ke kantor polisi di Minneapolis, Negara Bagian Minnesota, dan membakar bagian-bagian bangunan.
Floyd meninggal pada hari Senin (25/5), demikian Al Jazeera melaporkan.
Sebuah video dari insiden tersebut menunjukkan Floyd memohon kepada petugas, mengatakan “Saya tidak bisa bernafas” sebelum tidak bergerak dengan lutut petugas masih di lehernya.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Keempat petugas yang terlibat telah dipecat dengan cepat, tetapi keluarga Floyd, tokoh masyarakat dan warga menyerukan agar mereka ditangkap.
“Para perwira ini, mereka perlu ditangkap sekarang, orang-orang menginginkan keadilan sekarang,” kata Philonese Floyd, saudara lelaki George, kepada CNN pada Kamis pagi.
“Mereka perlu dihukum dan mendapatkan hukuman mati,” kata Philonese.
Ratusan pengunjuk rasa berbaris di pusat kota Minneapolis untuk malam ketiga pada hari Kamis, menuntut keadilan dan mengakhiri kekerasan polisi.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
“Sebut namanya. George Floyd,” teriak pemrotes. “Saya tidak bisa bernapas.”
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan para pemrotes menghentikan pawai mereka pada satu titik, berlutut dan mengangkat tinju di saat hening.
Saat matahari terbenam, api besar dapat terlihat di dekat kantor Departemen Polisi Minneapolis (MPD) Ketiga. Streaming video langsung oleh Unicorn Riot, sebuah organisasi media independen, menunjukkan para pemrotes akhirnya memasuki kantor polisi. Alarm dan alat penyiram mati ketika beberapa kamar dibakar. Polisi tidak terlihat di gedung itu.
MPD tidak segera mengomentari laporan bahwa polisi telah mundur. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel