Gaza, 5 Ramadhan 1436/22 Juni 2015 (MINA) – Puluhan pemuda dari Jalur Gaza dengan berani menaiki tembok perbatasan demi untuk mengikuti shalat Jumat pertama pada bulan suci Ramadhan tahun ini.
Mereka harus melewati tembok tebal dan tinggi antara 8-10 meter itu, untuk bergabung dengan ratusan ribu jamaah muslim dari Tepi Barat yang hendak beribadah shalat Jumat dan shalat tarawih di Masjid kiblat pertama umat Islam itu.
“Saya bangun dan berangkat sepagi mungkin melalui pintu perbatasan Tulkarem, pada hari kedua Ramadhan untuk shalat Jumat di Al-Aqsha, dan saya serta teman-teman berangkat menuju pos pemeriksaan Qalandiya. Tetapi tentara Israel mencegah kami, karena berusia kurang dari 40 tahun,” ujar Khalwah, salah seorang pemuda, seperti diberitakan media setempat Felesteen Online, Jumat (19/6).
Mereka para pemuda itu pun tapi pergi menjauh dari pos pemeriksaan, dan melompati dinding pemisah antara Gaza dan Tepi Barat dan berhasil mencapai jalan menuju Al-Aqsha.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
“Meskipun patroli cukup ketat dan berpindah-pindah, tapi berusaha mencari celah, dan kami pun harus melompat, sampai kaki saya terkilir, dan sempat diperiksa. Tapi itu tidak membuat puluhan teman-teman kami mundur,“ ujarnya.
Dia menambahkan, banyak pemuda seusianya yang berhasil melompati dinding hingga akses masuk ke Masjid Al-Aqsha dengan perasaan sukacita gembira dan kemenangan.
Pihak keamanaan Israel memang berusaha mencegah orang-orang muda dari Gaza memasuki kawasan Al-Quds.
“Mereka menghadang warga Palestina, terutama dari kalangan muda untuk masuk ke kawasan Al-Aqsha,” ujar Abdullah Shahir, salah seorang warga di Kamp Pengungsi Qalandia yang berdekatan dengan perbatasan.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Menurutnya, memang cukup berisiko melompat melewati dinding pembatas, seperti penangkapan atau luka, namun demikian para pemuda hendak menantang penjajahan agar merobohkan dinding apartheid tersebut.
Para pemuda itu rupanya sudah menyiapkan tangga lipat setinggi delapan meter, dan menyiapkan tali panjang untuk turun ke seberang, melalui kampung Shua’fat, Al-Quds, yang merupakan kamp pengungsi.
Pada gilirannya, tidak menyembunyikan rasa bahagia Saber Ahmed saat mendapatkan akses masuk dan mengatakan:
“Saya membayangkan saya masuk ke Masjid Al-Aqsha, dan tidak ada yang dapat mencegah saya, karena usia saya di bawah 40 tahun. Jadi saya memutuskan untuk melompat dari dinding, dengan bantuan orang-orang muda dari Kamp Pengungsi Shuafat,” ujar Saber Ahmed dengan nada gembira.
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam
Dia menambahkan mematuhi perintah penjajah agar tidak masuk ke Al-Quds tidak dapat diterima, dan itu hanya bertujuan untuk mengosongkan Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha dari jamaah muslim dan warga Palestina.
Menurutnya, jika para pemuda menyerah, dan tidak menyeberangi tembok, berarti menyerahkan tanah Al-Quds kepada Israel. (T/P4/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Kecam Penyerbuan Ben-Gvir ke Masjid Ibrahimi