Pemuda Muhammadiyah Imbau Pemerintah Sikapi Bahaya Kegilaan di Sosmed

Jakarta, MINA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah bidang Komunikasi, Informasi dan Telekomunikasi ,  mengimbau dan merekomendasikan kepada pemerintah untuk menyikapi bahayanya kegilaan di media sosial (Sosmed). Demikian pernyataan pers yang disampaikan, Selasa (17/7).

Menurutnya, internet telah menjadi kebutuhan utama komunitas dunia saat ini. Penggunaan internet sudah menjangkau seluruh wilayah di planet bumi. Akses internet tidak lagi mengenal batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi, agama dan faktor-faktor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran.

Keberadaan internet di tengah-tengah kehidupan masyarakat ini tentunya memberikan pengaruh luar biasa, baik positif maupun negatif.

Dampak positif internet yaitu bisa membantu memperoleh beragam informasi tentang pengetahuan, update berita terkini,  membantu pengembangan diri, memperluas pertemanan dan sebagainya.

Namun dampak negatif penggunaan internet yang massif saat ini juga membawa konsekuensi yang sangat membahayakan jika salah di dalam penggunaannya, terutama bagi generasi muda bangsa Indonesia. Seiring dengan perkembangan media sosial yang sangat massif dengan sarana telefon pintar (smartphone) yang semakin canggih, maka segala konten di media maya bisa dengan mudah dan cepat diakses, ditiru dan disebarkan kemana-mana.

“Pemerintah melalui Kominfo perlu melakukan upaya preventif sejak dini yang sistematis, massif dan berkesinambungan untuk menyelamatkan masa depan generasi bangsa dari bahaya negatif media digital. Adalah dengan menggalakkan program Literasi Media (media litercy),  yaitu . program kepedulian masyarakat terhadap dampak buruk media, khususnya media digital,” katanya dalam siaran tertulis, Selasa (17/7).

Ia memaparkan, belakangan para pengguna sosial media Instagram dan Yotube booming dengan istilah selebgram, vloger dan youtuber dan sebagainya. Aplikasi ini sangat digemari para remaja dalam rangka obsesi eksistensi dan aktualisasi diri, mengejar keuntungan finansial dan sekedar gagah-gagahan mengikuti trend masa kini.  Demi mengejar Viral dan mendapat Subscriber segala hal pun dilakukan tanpa mengindahkan nilai-nilai agama, budaya dan nilai edukatif lainnya. Bahkan keamanan diri pun sudah diabaikan.

“Pemerintah melalui Kominfo dan KPI perlu melakukan pengawasan intensif dan penekanan khusus kepada penyedia layanan dan pengelola media baik mainstream maupun digital agar memperhatikan tanggungjawab moril dan sosial akan dampak negatif yang ditimbulkan oleh layanan medianya,” ujarnya.

Ia menjelaskan, ironisnya fenomena penyakit kegilaan teknologi itu mendapat dukungan dan justifikasi dari tokoh-tokoh dan publik figur di negara kita. Dalam beberapa kesempatan justru ikut memberi penguatan tanpa menyelipkan nilai edukasi pada generasi masa depan bangsa tersebut. Mereka justru diundang khusus para pejabat, diberi reward dan dimanfaatkan khusus untuk program-program pencitraan.

“Publik figur khususnya para pejabat dan tokoh politik kiranya mampu memberi keteladanan dihadapan media kepada generasi muda bangsa Indonesia. Bukan justru sebaliknya, memberi contoh yang tidak mendidik demi popularitas dan kepentingan pragmatis lainnya,” ucapnya.

Siswanto juga meminta masyarakat termasuk orang tua harus memiliki pemahaman dan mengikuti perkembangan teknologi media digital saat ini. Dengan hal itu, kita mampu melakukan sikap kritis terhadap konten-konten media digital dan mampu mendampingi atau mengawasi anak-anak generasi kita pada saat mereka bermedia sosial.

“Kepada Pemuda Indonesia, agar memberi contoh panutan kepada generasi bangsa dalam bermedia sosial. Bentengi generasi muda kita dari dampak negatif media digital. Jadikan media sosial sebagai sarana dakwah, pendidikan, pewarisan nilai-nilai luhur bangsa dan hiburan yang tidak merusak nilai-nilai kemanusiaan kita yang sebenarnya,” tambahnya. (R/R10/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)