Jakarta, MINA – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir terus mendorong para dosen dan peneliti di Indonesia untuk produktif dalam menghasilkan riset dan publikasi ilmiah.
Nasir menjelaskan melalui dorongan tersebut, sampai tahun 2017 jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia sukses mencapai angka 16.147 per 31 Desember 2017 melebihi Thailand dan Vietnam.
Sementara berdasarkan Direct Open Access Journal (DOAJ), publikasi Indonesia sebanyak 1.156 dan menempati peringkat pertama di dunia melebihi Brazil serta Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara.
“Publikasi ilmiah internasional Indonesia telah mencapai target yang telah dicanangkan di awal tahun, yakni di atas angka 15 ribu publikasi,” jelas Nasir pada acara temu media bertajuk “Bedah Kinerja 2017, Fokus Kinerja 2018” bersama Para Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal dan Staf Ahli di lingkungan Kemenristekdikti di Jakarta, Kamis (4/1).
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Kegiatan tahunan ini juga dikemas bersamaan dengan pemberian Anugerah Jurnalis dan Media Kemenristekdikti 2017, sebagai bentuk apresiasi bagi jurnalis dan media yang turut mendesiminasikan program dan kebijakan Kemenristekdikti kepada para pemangku kepentingan.
Acara ini dihadiri para pemimpin redaksi, redaktur dan jurnalis dari berbagai media massa baik cetak maupun elektronik termasuk Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency), Pimpinan Komisi VII dan X DPR RI, Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) di bawah koordinasi Kemenristekdikti, Kepala Badan Amil dan Zakat Nasional, jajaran eselon II di lingkungan Kemenristekdikti, dan tamu undangan lainnya.
Nasir menyampaikan harapan besar pada para peneliti di Indonesia untuk kemajuan bangsa yang dimulai dari riset menghasilkan suatu inovasi besar yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar Indonesia bisa selevel dengan negara-negara maju lainnya.
Sementara Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai salah satu tolak ukur peningkatan mutu pendidikan tinggi juga mengalami peningkatan. Nasir menjelaskan, sebanyak 4.303 HKI telah didaftarkan, meningkat dari tahun 2016 sebanyak 3.184.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Dari program pendanaan riset dan pengembangan, telah dihasilkan inovasi baru dengan Technology Readiness Level (TRL) 6 sebanyak 1.412 dan TRL 7 sebanyak 86. Inovasi tersebut diantaranya mesin cetak huruf Braille-ITS, Radar Navigasi-PT. RTI, Flight Contoller Untuk UAV-PT. ATI, Prototip Sendi Panggul (HIP JOINT)-UGM, Serat Beras UGM, Teknologi Paduan Alumunium-BPPT, Produksi Benih dan Buah Melon Unggul-UGM,” ujarnya.
Terkait program peningkatan inovasi, sampai tahun 2017 Kemenristekdikti berhasil mencapai 661 perusahaan pemula. Untuk pendanaan inovasi di industri di tahun 2017 anggarannya sebesar Rp 65,240 miliar, meningkat dari tahun 2016 yaitu Rp36,288 miliar dan 2015 sebesar Rp18,500 miliar.
“Total ada 129 proposal yang didanai dari tahun 2015-2017,” jelasnya.
Sementara peningkatan inovasi di perguruan tinggi dilakukan melalui program teaching industry. Tahun 2017 melalui program ini berhasil melahirkan 15 produk inovasi. Di luar itu sebanyak empat produk dalam tahap uji coba dan 14 produk tahap trial production. Selain itu enam Production Line terbangun salah satunya adalah Production Line Buah Tropika (Revolusi Orange)-IPB.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Selanjutnya, program Science Techno Park (STP) yang menjadi program prioritas nasional selama tahun 2017 tercatat sebanyak 16 STP yang sudah matang. Kemenristekdikti akan terus mengoptimalkan pengembangan STP ini sehingga sesuai dengan target yang diharapkan.
Nasir mengatakan dalam menapaki tahun 2018, Kemenristekdikti berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja demi mencapai sasaran strategis yaitu meningkatnya kemampuan iptek dan inovasi, meningkatnya relevansi, kuantitas, dan kualitas pendidikan tinggi, serta terlaksananya reformasi birokrasi.
Untuk itu, Kemenristekdikti akan fokus pada pelaksanaan dan pencapaian program prioritas 2018 seperti Pendirian Politeknik dan Prodi Khusus untuk Kebutuhan Industri, Pengembangan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi, Pengembangan Teaching Factory, Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi, dan Penguatan Inovasi Litbang di Industri.(L/R01/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis