Jakarta, MINA – Peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rachmat Fajar Lubis mengatakan, sungai dan air tanah memiliki hubungan yang sangat erat.
Hal tersebut dikatakan Fajar pada ‘Media Briefing Hari Air Sedunia 2018: LIPI Tawarkan Solusi Terintegrasi untuk Sungai dan Danau Sehat’ di Media Center LIPI, Jakarta, Kamis (23/3).
“Hujan, sungai, danau, dan air tanah adalah satu kesatuan sistem Tata Air yang tidak terpisahkan. Mengabaikan salah satunya berarti ancaman untuk semua,” kata Fajar.
Fajar menambahkan, sungai dan danau juga memiliki kegunaan yang hampir sama, sehingga keberadaannya perlu dijaga dan dilestarikan. Proses pelestarian sungai dan danau merupakan tanggung jawab kita bersama baik individu, masyarakat, pemerintah pusat maupun daerah, mengingat pentingnya fungsi dan peruntukannya.
Baca Juga: Gunung Dempo di Sumsel Erupsi, Status Level II Waspada
“Salah satu cara melestarikan sungai dan danau adalah dengan menjaga Daerah Aliran Sungai (DAS) agar tidak terjadi erosi dan pencemaran, pengelolaan sungai maupun danau dapat dilakukan dengan menggunakan manajemen lingkungan yang baik,” tutur Fajar.
Permasalahan yang ada pada saat ini, tambah Fajar, karena masyarakat kurang memahami hak dan kewajibannya. “Ini karena kurangnya sosialisasi peraturan lingkungan hidup,” ujar Fajar.
Selain itu, aparat penegak hukum kurang mengikuti perkembangan peraturan dibidang lingkungan hidup. “Selain kurangnya penegak hukum memahami perkembangan peraturan, adanya kekurangan dalam undang-undang linkungan hidup itu sendiri,” ucap Fajar.
Sementara Peneliti Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Cynthia Henny mengatakan, pengolahan air dan limbah menjadi permasalahan yang serius akhir-akhir ini. Semakin berkembang suatu kota, maka akan semakin besar pula masalah air dan air limbah yang akan dihadapi.
Baca Juga: BNPB: Banjir Bandang Melanda Tapanuli Sumut, Dua Orang Meninggal
“Strategi pengelolaan ini bisa dengan pendekatan berbasis ekosistem pada lokasi yang memungkinkan seperti mengembalikan sempadan dan struktur vegetasi riparian menggunakan ekoteknologi atau green teknologi,” pungkas Cynthia. (L/R09/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rekor Baru MURI: 44.175 ASN Jabar Pakai Sarung Tenun, Bukti Cinta Budaya Lokal