Al-Quds, 17 Sya’ban 1436/4 Juni 2015 (MINA) – Israel telah menegur PBB yang memberikan akreditasi untuk organisasi non-pemerintah (LSM) Palestina di mana Tel Aviv menuduh organisasi itu terkait dengan gerakan perlawanan Palestina, Hamas.
Dalam sebuah pernyataan resminya, misi Israel untuk PBB mengecam tindakan oleh 19 anggota Komite PBB tentang LSM untuk mengakui Palestinian Return Center (PRC) yang berbasis di Inggris, demikian Al-Ray yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah komite PBB pada Senin (1/6) memberikan 12 suara mendukung, dengan dengan tiga menolak dan tiga abstain, mengakui PRC sebagai LSM permanen dengan akses ke banyak forum dari badan dunia.
Misi Israel mengklaim RRC “mempromosikan propaganda anti-Israel di Eropa” dan anggota senior LSM Palestina yang didirikan pada 1996 oleh itu memiliki hubungan dengan organisasi lain yang mentransfer dana ke Hamas.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Duta Besar Israel untuk PBB Ron Prosor mengkritik keputusan Komite PBB, mengatakan, “PBB telah satu langkah lebih jauh, memberikan Hamas menyambut hangat di gerbang utama, memungkinkan untuk menjadi peserta penuh.”
Iran, Pakistan, Sudan, Turki, Cina, Kuba dan Venezuela di antara negara-negara yang mendukung aplikasi PRC di PBB sementara Amerika Serikat, Uruguay dan Israel menentang. India, Rusia dan Yunani abstain, dan Burundi tidak hadir.
Sejak 2011 lalu, Palestinian Return Center (PRC), sebuah organisasi advokasi yang berbasis di London, telah menjadi target terbaru dari pencemaran nama baik dan upaya sabotase dalam kampanye Israel yang sedang berlangsung terhadap kelompok-kelompok dan individu yang aktif dalam mempromosikan isu Palestina dan hak asasi manusia Palestina.
Israel telah melakukan berbagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap rakyat Palestina sejak awal menduduki kawasan tersebut.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Selama perang Israel terkini selama 51 hari di Jalur Gaza, yang berakhir pada Agustus 2014 di bawah gencatan senjata, lebih dari 2.200 warga Palestina tewas dan lebih dari 11.100 lainnya terluka.(T/R05/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)