Jakarta, 9 Rabi’ul Akhir 1437/19 Januari, 2016 (MINA) – Pengamat intelijen John Memphi berkesempatan menjadi pembicara di acara Diskusi Publik “Kejanggalan Dalam Peristiwa dan Penanganan Bom Sarinah” di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Selasa, (19/1) sore.
John mengkritisi soal pola operasi yang terjadi pada saat teror Thamrin beberapa waktu lalu. Ia memaparkan bahwa dalam sejarah teroris yang terjadi di Indonesia selama ini, operasi yang dilakukan adalah tertutup.
Ia menambahkan, kejadian di Thamrin kemarin adalah baru pertama kali pola operasi terbuka yang dilakukan pada saat hari padat, di muka umum dan itu membuatnya sangat terkejut.
“Baru kali ini ada pola operasi terbuka, di hari kerja, di jam sibuk, di pusat bisnis, dan di ring satu istana. Dan itu yang membuat saya suprised sekali. Artinya risiko dari skenario yang diambil ini terlalu besar,” katanya Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
John mengatakan banyak pola operasi salah yang terjadi dan terkait dengan berita-berita hoaks yang yang tersebar selama teror bom Thamrin, menurut John itu adalah kesalahan polisi itu sendiri.
“Ini ada berita hoaks, kita dikacaukan. Lho, yang mengacaukan siapa, ternyata polisi sendiri, Kapolri berkata lain, Kapolda berkata, Kadiv. Humas lain.”
Seharusnya keterangan itu satu pintu, ini semua bicara, akhirnya kacau, imbuhnya.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo yang mendatangi TKP beberapa jam setelah teror dapat diamankan, itu adalah sesuatu yang aneh, selain membahayakan, juga itu adalah menghalangi proses olah TKP. (L/roy/P4).
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio