London, MINA – Pengamat politik internasional mengatakan, dukungan negara-negara di kawasan Amerika Latin untuk Palestina sangat kuat.
Pemerintah di benua Latin juga memiliki kecenderungan negatif terhadap kebijakan rasisme Israel terhadap rakyat Palestina, ujar Loujain Al-Saleh, pengamat politik dari Pusat Aksi Melawan Rasisme dan Migrasi Paksa pada simposium webinar “Westernisasi Palestina dan Pandangan Amerika Latin”. Seperti dilaporkan Quds Press, Sabtu (10/12/2022).
Pada simposisum yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembalian Palestina yang berbasis di London, Inggris, Al-Saleh mengatakan tanggapan pemerintah Amerika Latin terhadap pelanggaran Israel terhadap Palestina, yang dia gambarkan sebagai “melanggar hukum internasional.”
Dia menyebutkan tentang Venezuela dan Bolivia yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel setelah perang di Gaza 2008-2009.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Posisi Nikaragua pada serangan berdarah di kapal Turki Mavi Marmara pada 2010, juga menunjukkan solidaritas dengan penduduk di Jalur Gaza.
Posisi Chili, Ekuador, Peru, dan Brasil pada perang Gaza 2014, juga menggambarkan Israel sebagai “genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” lanjutnya.
Dia juga mencatat bagaimana dukungan permanen Kuba untuk resolusi yang mendukung hak Palestina di PBB.
Kuba merupakan Negara pertama di Amerika Latin yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sejak 1973. (T/RS2/P2)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)