Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamat: Reuni 212 Jadi Role Model Kegiatan Perkumpulan Massa

Syauqi S - Selasa, 4 Desember 2018 - 00:15 WIB

Selasa, 4 Desember 2018 - 00:15 WIB

7 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Kegiatan Reuni 212 yang berjalan tertib, aman, dan damai harus dibuat menjadi role model dalam mengelola ketika melakukan kumpul-kumpul sejumlah anggota masyarakat di satu tempat terbuka.

Saran itu diutarakan pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing dalam keterangannya, Senin (3/12).

“Role model itu baik dalam bentuk reuni seperti ini ke depan, silahturahmi politik, konser, perayaan pergantian akhir tahun, penyampaian aspirasi dan sebagainya yang mengikutsertakan anggota masyarakat dalam jumlah banyak,” katanya.

Direktur Eksekutif EmrusCorner itu menyatakan, terlepas dari agenda dan wacana sebagian anggota masyarakat yang menilai bermuatan politik atau tidak bermuatan politik terhadap pelaksanaan Reuni 212, kegiatan itu terbukti berlangsung baik, tertib, aman, dan teratur sekalipun diikuti oleh banyak peserta.

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

“Selintas saya berdiam dan berfikir, mengapa tidak proses perencanaan dan pelaksanaan Reuni 212 ini dibuat menjadi role model dalam mengelola ketika melakukan kumpul-kumpul sejumlah anggota masyarakat di satu tempat terbuka, baik dalam bentuk reuni seperti ini ke depan, silahturahmi politik, konser, perayaan pergantian akhir tahun, penyampaian aspirasi dan sebagainya yang mengikutsertakan anggota masyarakat dalam jumlah banyak,” ujar Emrus.

Emrus menyimpulkan pelaksanaan Reuni 212 sangat baik. Pengelolaan yang baik tersebut tidak lepas dari kerja sama sangat produktif antara panitia dengan berbagai pihak terkait, utamanya dengan aparat keamanan, dalam hal ini kepolisian, pemerintah daerah, dan media massa.

Ia menyebut setidaknya ada empat unsur penting sehingga pelaksanaan Reuni 212 berjalan lancar, yaitu pantia, aparat keamanan, pemerintah daerah, dan media massa.

Keempat unsur tersebut telah melakukan relasi kesetaraaan, kebersamaan, saling memahami serta saling menghormati tugas pokok dan fungsi (tupoksi), sehingga tidak terjadi semacam ego sektoral yang tidak penting di antara mereka.

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

“Karena itu saya berpendapat, pelaksanaan Reuni 212 ini sangat pentas menjadi role model ke depan ketika sekelompok masyarakat, utamanya yang mengikutsertakan banyak orang dalam berbagai kemasan acara yang dilakukan di ruang-ruang terbuka, termasuk dalam penyampaian aspirasi kepada pemerintah maupun kepada lembaga legislatif,” kata Emrus.

Untuk itu, ia menyarankan kepada KPU, Bawaslu, para aktor politik, partai politik, panitia Reuni 212, dan pemerintah (dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri) untuk secara bersama-sama membentuk tim pengkajian untuk mempelajari secara mendalam dan holistik terhadap proses perencanaan dan pelaksanaan Reuni 212.

Subyek pengkajian atau penelitian yaitu pantia, aparat keamanan (kepolisian), pemerintah daerah dan media massa, dengan pertanyaan pokok, bagaimana tahapan proses perencanaan dan pelaksanaan sehingga Reuni 212 dapat berlangsung dengan baik, tertib, aman, dan teratur, sekalipun mengikutsertakan banyak orang.

Hasil kajian ini harus dapat melahirkan (temuan) model pelaksanaan suatu kegiatan yang mengikutsertakan sangat banyak orang, namun berjalan dengan tertib dan baik.

Baca Juga: Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi, Mendikdasmen Abdul Mu’ti Tekankan Peningkatan Kompetensi dan Nilai Budaya

Model ini, sambung Emrus, menjadi pedoman kredibel di tanah air, dan bisa jadi rujukan negara-negara lain di seluruh dunia, bagaimana mengelola (utamanya perencanaan dan pelaksanaan) suatu kegiatan di ruang terbuka yang mengikutsertakan banyak orang, terutama terkait penyampaian aspirasi publik terhadap pemerintah.

“Dengan demikian ke depan, segala bentuk pelaksanaan kemasan acara yang mengikutsertakan banyak orang di ruang terbuka, dapat berjalan dengan baik, seperti Reuni 212 ini,” tandasnya.

Selain itu, dengan menggunakan model tersebut, sangat bisa diantisipasi dan diminimalisasi ekses-ekses yang tidak produktif.

“Indonesia menjadi tempat studi banding bagi berbagai negara di dunia dalam mengelola kegiatan yang mengikutsertakan banyak sekali orang di ruang publik dengan berbagai kemasan acara, termasuk dalam bentuk penyampaian aspirasi publik di ruang terbuka,” pungkasnya. (L/R11/R01)

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Breaking News
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Breaking News