Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengembangan Sumber Daya Manusia (Oleh: Bimo Sasongko BSAE, MSEIE, MBA)

Lailatul Mukarromah - Ahad, 4 Oktober 2020 - 16:34 WIB

Ahad, 4 Oktober 2020 - 16:34 WIB

15 Views

Oleh: Bimo Sasongko BSAE, MSEIE, MBA; Pendiri Euro Management Indonesia,Ketua Umum Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE), Pemerhati Dunia Pendidikan Internasional & SDM Global*

Memasuki 2020 perlu mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) bukan dengan cara atau langkah yang biasa-biasa saja. Melainkan perlu Leafrogging atau lompatan besar dalam membentuk SDM yang unggul dan berkelas dunia.

Menginjak 2020 kita sangat prihatin melihat indeks pendidikan Indonesia.

Kualitas SDM Indonesia masih kalah dari negara ASEAN yang lain. Kualitas manusianya masih tertinggal dari negara tetangga. Menurut MenKeu, hal itu biasa dilihat dari tes di lapangan.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Dalam hal tiga jenis tes untuk kategori membaca, matematika, sains, alhasil Indonesia dibandingkan Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam ada di bawah. Bahkan, kalau diuji seluruhnya, kita jauh tertinggal dibandingkan Vietnam.

Bangsa ini tidak boleh mengingkari kenyataan berada di peringkat bawah dalam hal pendidikan. Justru kondisi riil itu pada 2018 harus menjadi cambuk untuk mengejar ketertinggalan hingga peringkat naik signifikan.

Kondisi memilukan di atas juga ditunjukan dari hasil survey Progammer for International Student Assessment (PISA), yang menunjukan posisi Indonesia di urutan 64 dari 72 negara yang disurvei.

Penilaian dilakukan terhadap performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun di seluruh dunia dalam matematika, ilmu pengetahuan, dan membaca. Tujuannya, menguji dan membandingkan prestasi anak-anak demi peningkatan metode pendidikan dan hasilnya di setiap negara.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Melihat hasil survey di atas, tak pelak lagi kita harus berusaha sekuat tenaga melakukan Leafrogging dalam mengembangkan SDM nasional.

Dibutuhkan program nasional unggulan di bidang pendidikan, yang bisa mencetak atau membentuk secara massal SDM kelas dunia.

Perlu restrukturisasi program penjaringan SDM kelas dunia yang sudah ada, tapi hasilnya belum optimal. Istilah Leafrogging, secara harfiah berarti lompatan katak, yang merupakan lompatan hebat pembangunan bangsa, khususnya dalam bidang pengembangan SDM.

Istilah Leafrogging pada mulanya digunakan untuk menyebut strategi pembangunan yang progresif dan transformatif, dengan merujuk dua negara, yakni Jerman dan Jepang yang memiliki lompatan hebat setelah kalah perang dan alami kehancuran total.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Tingkatkan Kualitas SDM

Menyosong 2020, pemerintah telah menyiapkan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas SDM bangsa. Salah satu program strategis nasional untuk pembentukan SDM kelas dunia lewat dana pendidikan Indonesia.

Selama ini dana pendidikan Indonesia dikelolah Lembaga Pengolahan Dana Pendidikan (LPDP), yang penerimaanya berasal dari investasi dana abadi.

Kini dana tersebut telah terakumulasi sekitar Rp 31 triliun. Masyarakat berharap, program LPDP yang merupakan investasi pemerintah dibidang SDM segera direstrukturisasi, baik secara organisasi, operasional, maupun metode seleksi.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Sejalan dengan yang ditekankan Presiden, kesempatan untuk meraih beasiswa dan pendanaan program LPDP seyognya tidak salah sasaran.

Program itu jangan justru banyak direbut oleh orang kaya yang notabane sudah memiliki dana dan fasilitas.

Tahun ini LPDP menyiapkan dana sekitar Rp 3 triliun untuk memberikan beasiswa kepada 12 ribu orang. Restrukturisasi LPDP harus menyentuh aspek pengolahaan dan metode seleksi hingga mencakup banyak negara yang dituju oleh penerima beasiswa.

Karena selama ini pengiriminan mengelompok ke negara tertentu. Padahal, pusat inovasi teknologi dan kemajuan peradaban kini semakin menyebar di muka bumi.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Restrukturisasi program LPDP juga harus mengatur lebih baik lagi terkait penyerapan alumni dengan ikatan dinas yang sesuai kondisi zaman. Konsep ikatan dinas secara garis menyatakan, pihak pertama harus memberikan kontribusi terhadap pihak kedua atau pun sebaliknya dan bersifat mengikat dalam periode tertentu.

Ikatan dinas perlu disepakati sebelum para awardee berangkat keluar negeri. Substansi surat ikatan dinas harus sangat jelas, termasuk penempatan dan kewajiban setelah lulus pada lembaga pemerintah ataupun BUMN.

Semua sudah diarahkan sangat detail dan sistemis sesuai kebutuhan pembangunan bangsa. Langkah restrukturisasi LPDP juga mencakup efektivitas durasi beasiswa. Perlu durasi belajar para beasiswa yang di imbangi dengan pengalaman bekerja di luar negeri, juga adanya tambahan program beasiswa untuk tamatan SMA kuliah S1 di luar negeri.

Dengan memberikan kesempatan bekerja di luar negeri, para penerima beasiswa ini dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari secara langsung, diperusahaan ataupun organisasi internasional, dan dapat mendapatkan pengalaman serta jaringan yang sangat bermanfaat untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Arah dan sasaran LPDP perlu segera dirombak agar bisa ikut serta menggalakan program vokasional atau kejuruan yang berbasis apprentice, untuk membangunkan nilai tambah lokal yang diibaratkan raksasa yang masih tertidur.

Dengan prinsip nilai tambah yang ‘genuine bangsa Indonesia tidak sudi lagi mengimpor bahan mentah tanpa diolah secara signifikan terlebih dahulu. Program vokasional berbasis apprentice adalah kunci suksesnya industrilisasi di negara maju.

Apprenticeship dalam istilah bahasa Indonesia bisa disederhanakan artinya menjadi pemagangan.

Apprenticeship adalah bentuk pendidikan kerja yang mengkombinasikan pelatihan di tempat kerja dengan pembelajaran berbasis di sekolah, terkait kompetensi dan proses kerja yang ditentukan secara khusus. (AK/R11/R1)

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Mi’raj News Agency (MINA)

*Selain itu Bimo Sasongko BSAE, MSEIE, MBA juga menjabat sebagai Wasekjen Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI), Wasekjen Ikatan Saudagar Muslim Se-Indonesia (ISMI), Sekjen Ikatan Alumni Jerman (IAJ), Direktur Eksekutif Pusat Kajian “Rumah” Eropa, Ketua Ikatan Konsultan Pendidikan Eropa Indonesia (IKPEI), Ketua Yayasan Pendidikan Eropa Indonesia (YPEI), dan Penggagas Gerakan Indonesia 2030.

Euro Management merupakan pelopor Konsultan Pendidikan Internasional di Indonesia sejak tahun 2003 dan telah memberangkatkan hampir  4.000 mahasiswa Indonesia kuliah di berbagai negara maju di dunia. Saat ini Euro Management melayani jasa konsultasi untuk 29 negara tujuan belajar.

Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE). Beasiswa Habibie pertama kali dilangsungkan di era Menteri Riset dan Teknologi B.J Habibie atau tepatnya 30 tahun lalu. Program Beasiswa Habibie ini khusus untuk jurusan Sains dan Teknologi di luar negeri. Tercatat hampir empat ribu siswa telah diberangkatkan ke luar negeri, seperti Amerika Serikat, Jepang, hingga Belanda.

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Ekonomi
Indonesia
Indonesia