Al-Quds, MINA – Pemerintah pendudukan Israel dilaporkan telah menghancurkan sedikitnya 140 rumah warga Palestina di Al-Quds (Yerusalem Timur) yang diduduki di 2019, menurut kelompok hak asasi manusia Israel. Catatan itu merupakan jumlah tahunan tertinggi sejak tahun 2004.
Kelompok hak asasi B’Tselem mengatakan pada Kamis (24/10), sebanyak 238 warga Palestina telah kehilangan rumah mereka karena pembongkaran tahun ini. Jumlah tertinggi kedua yang tercatat adalah pada 2016, ketika 92 rumah dihancurkan oleh otoritas Israel.
Catatan B’Tselem merujuk pada rumah yang dihancurkan karena dibangun tanpa memiliki izin pemerintah yang seharusnya. Namun, kritikus menuduh izin yang diskriminatif oleh pemerintah Israel telah memaksa sejumlah besar warga Palestina untuk membangun rumah dengan ilegal.
Kenaikan terjadi di tengah peningkatan besar aktivitas permukiman Yahudi baik di Jerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki sejak Presiden AS Donald Trump berkuasa. Demikian Al Jazeera melaporkan.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahannya Sendiri
Israel menduduki Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Gaza sejak perang enam hari 1967.
Laporan terpisah bulan lalu, kelompok hak asasi Israel lainnya, Peace Now, memperoleh angka resmi tentang bukti kuat diskriminasi sistematis terhadap penduduk Palestina, yang merupakan lebih dari 60% dari populasi Jerusalem Timur, namun menerima hanya 30% dari izin untuk membangun rumah.
Peace Now memperkirakan setengah dari 40.000 unit perumahan yang dibangun di lingkungan Palestina sejak 1967 tidak memiliki izin, menempatkan mereka pada risiko pembongkaran yang terus-menerus.
Pemilik terkadang memilih untuk merobohkan rumah mereka sendiri untuk menghindari biaya tinggi yang dibebankan oleh otoritas Israel. Dari 140 unit yang dibongkar tahun ini, 31 dibongkar oleh pemiliknya sendiri, kata B’Tselem.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Kelompok itu mengatakan struktur komersial juga dihancurkan pada rekor tertinggi dalam catatan, dengan 76 dibongkar sepanjang 2019, dibandingkan dengan 70 pada 2018.
Pada Kamis, militer Israel mengatakan telah menghancurkan struktur yang sebagian dibangun di sebuah kamp pengungsi di kota Ramallah di Tepi Barat.
Israel menyebut struktur tersebut sedang dibangun di situs rumah keluarga seorang Palestina yang telah membunuh seorang perwira Israel selama operasi pada bulan Mei 2018. (T/R11/RI-1)
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)