Beirut, 19 Sya’ban 1438/16 Mei 2017 (MINA) – Warga pengungsi Palestina memperingati peristiwa Nakba atau “Bencana” ke-69 pada hari Senin (15/5), mengenang perpindahan massa rakyat dan penggusuran tanah mereka dengan berdirinya “Negara Israel” pada tahun 1948.
Hari Nakba diperingati setiap tahun pada tanggal 15 Mei, hari pertama setelah Mandat Inggris resmi berakhir.
Sekitar 750.000 orang Palestina dipaksa keluar dari negeri mereka selama pembentukan pemerintahan Israel dan mereka tersebar di seluruh kamp pengungsi di Lebanon, Yordania, Mesir, dan Suriah.
Saat ini, pengungsi Palestina dan keturunan mereka berjumlah lebih dari 7 juta.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Bersama dengan penghancuran negara Palestina, Nakba membangkitkan kenangan pribadi tentang kehilangan dan trauma, yang diturunkan dari generasi ke generasi.
“Kakek saya adalah seorang pemecah batu yang membangun beberapa rumah terindah di Talbiya dan Qatamon, 69 tahun yang lalu rumah-rumah itu dicuri,” tulis Xavier Abu Eid di akun Twitter miliknya. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Sementara akun bernama Dana Elkurd menulis kisah keluarganya yang diusir dari rumahnya di Baq’a, Yerusalem Barat ke Yerikho selama tiga tahun di sebuah kamp, lalu kembali ke Yerusalem Timur.
“Kakek saya masih memiliki kunci rumahnya di Palestina. Ia dipaksa pergi dan mungkin tidak akan pernah kembali,” tulis akun Twitter bernama Nora.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Selama 69 sembilan tahun berlalu, hak kembali tetap menjadi inti identitas warga Palestina dan kenangan kolektif yang diabadikan di bawah Resolusi Majelis Umum PBB 194, yang menuntut pemindahan pengungsi atau kompensasi yang dibayarkan kepada mereka yang memilih untuk tidak kembali. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia