Kairo, 23 Rajab 1435/22 Mei 2014 (MINA) – Penulis terkemuka Mesir Alaa Al-Aswany menyatakan dia memiliki bukti mantan Menteri Pertahanan yang sekarang calon Presiden Mesir, Abdul Fattah Al-Sisi, menerima dukungan dari militer dan badan intelijen untuk menjalankan kampanye pemilihannya.
Al-Aswany, anggota pendiri gerakan politik Kefaya, mengatakan dalam sebuah artikel di facebooknya yang berjudul “Apakah Sisi calon yang diusung tentara?”, di mana artikel itu menyebutkan pemimpin redaksi harian Mesir Al-masry Al-youm mengaku menerima panggilan telepon dari seorang perwira senior angkatan darat yang mengundangnya untuk bertemu Al-Sisi.
Pemred Charl Fouad Al-Masri rupanya mengidentifikasi orang yang menelepon itu sebagai Mayor Ahmad Shaaban, seorang anggota staf dari juru bicara militer Kolonel Ahmad Ali.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Menurut Al-Masri, ia setuju menghadiri pertemuan yang dijadwalkan dua hari kemudian di hotel milik militer Al-Masah, tetapi ia kemudian diberitahu pertemuan itu ditunda. Namun, menurutnya, beberapa waktu kemudian ia mengetahui pertemuan tidak dibatalkan dan ia adalah satu-satunya jurnalis yang dikecualikan dari pertemuan itu.
Kejadian ini, menurut Al-Aswany, bukti bahwa Al-Sisi terus menggunakan angkatan bersenjata dalam kampanye presiden meskipun ia tidak lagi seorang perwira tentara.
Hal ini juga menunjukkan, bukan pekerjaan juru bicara militer untuk mengatur pertemuan capres dalam kampanye mereka, Al-Aswany mengatakan ternyata Al-Sisi bukan capres independen melainkan capres yang diusung militer, menguatkan opini yang berkembang bahwa Mesir akan kembali ke rezim ini.
“Ini menghambat kesempatan yang sama antara dua kandidat presiden, karena Hamdeen Sabbahi tidak memiliki dukungan dari perwira militer untuk mengatur kampanyenya,” tambahnya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Contoh lain campur tangan negara dalam kampanye, menurut Al–Aswany, ada dalam sebuah artikel yang diterbitkan surat kabar Sawt al-Umma, di bawah pimpinan redaksi Abdul Halim Qandil yang dikenal sebagai pendukung Al-Sisi. Kesalahan kecil dalam penulisan mengenai Al-Sisi menyebabkan penarikan 10.000 eksemplar koran atau seperempat juta pound Mesir atas instruksi “badan berdaulat Mesir” (aparat Negara, red).
Menurut Al-Aswany, ini merupakan kode instruksi dari salah satu lengan aparat keamanan negara dan menegaskan bahwa pers nasional dijalankan badan-badan keamanan dan mereka mendukung Al-Sisi dalam kampanye presiden seharusnya dilakukan sipil.(T/P03/R2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata