Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyakit Modern: Sebab, Dampak, dan Solusi Medis Terkini

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 19 detik yang lalu

19 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi

DI BALIK gemerlap kemajuan teknologi dan gaya hidup serba cepat, tersembunyi ironi pahit bernama “penyakit modern.” Penyakit-penyakit ini bukan lagi disebabkan oleh bakteri atau virus yang menyerang secara tiba-tiba, melainkan oleh cara hidup manusia sendiri yang pelan tapi pasti menghancurkan tubuhnya. Tanpa disadari, kita sedang menciptakan musuh dari dalam diri sendiri. Gula, stres, duduk terlalu lama, dan kurang tidur kini menjadi pembunuh diam-diam yang jauh lebih berbahaya dari yang kita kira.

Sebab: Gaya Hidup yang Salah Kaprah

Penyakit modern seperti diabetes tipe 2, hipertensi, obesitas, jantung koroner, kanker, hingga gangguan kecemasan dan depresi, mayoritas dipicu oleh pola hidup tak sehat. Makanan cepat saji yang tinggi kalori namun minim nutrisi, kebiasaan duduk berjam-jam di depan layar, kurang tidur, stres berlebihan, serta minimnya aktivitas fisik menjadi penyebab utama. Dalam studi yang dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO) tahun 2023, disebutkan bahwa lebih dari 70% kematian di dunia kini disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM), sebagian besar berkaitan erat dengan gaya hidup.

Kebiasaan konsumsi gula berlebih, makanan ultra-proses, dan kurang serat, telah membuat tubuh kelebihan beban kerja dalam waktu panjang. Tak heran jika anak muda pun kini mulai terserang diabetes, kolesterol tinggi, dan bahkan stroke ringan. Teknologi memang membuat hidup lebih praktis, tapi justru memenjarakan tubuh dalam zona nyaman yang mematikan.

Dampak: Tubuh Lemah, Jiwa Lelah

Penyakit modern tidak hanya menyerang fisik, tetapi juga mental. Depresi, gangguan kecemasan, dan kelelahan kronis menjadi teman akrab banyak orang, terutama di kota besar. Sebuah riset dari Harvard Medical School mencatat bahwa gangguan mental kini telah menyamai tingkat kejadian penyakit jantung di kalangan usia produktif.

Baca Juga: Allah Ciptakan Herba Bukan Sia-Sia, Saatnya Kembali ke Fitrah

Secara ekonomi, penyakit ini juga berdampak signifikan. Biaya pengobatan jangka panjang, kehilangan produktivitas kerja, dan penurunan kualitas hidup menjadi beban negara dan keluarga. Dalam konteks sosial, penderita penyakit modern juga kerap mengalami penurunan rasa percaya diri dan keterasingan, terutama bila penyakitnya menuntut pengobatan rutin seumur hidup.

Bayangkan, tubuh yang dahulu kuat kini tergantung pada obat harian. Jiwa yang dahulu semangat kini lesu hanya karena stres yang tak kunjung usai. Inilah kenyataan pahit dari kemajuan yang tidak dibarengi kesadaran hidup sehat.

Solusi Medis Terkini: Antara Teknologi dan Kesadaran

Dunia medis tak tinggal diam. Inovasi demi inovasi terus dilahirkan. Dari terapi gen untuk diabetes, pemantauan tekanan darah melalui smartwatch, hingga robot pembedahan yang presisi. Dunia kesehatan kini memasuki era precision medicine, yaitu pendekatan terapi yang disesuaikan dengan kondisi genetik, gaya hidup, dan lingkungan tiap individu.

Namun, teknologi saja tak cukup. Kesadaran dan komitmen pribadi memegang peran utama. Tidak ada obat yang mampu menyembuhkan kebiasaan buruk kecuali kehendak untuk berubah.

Baca Juga: Mengetuk Pintu Langit dengan Daun yang Tumbuh di Bumi

Langkah sederhana namun berdampak besar mulai digalakkan kembali:

Salah satu pendekatan yang kini mendapat tempat dalam dunia kedokteran adalah Lifestyle Medicine, yaitu pengobatan berbasis perubahan gaya hidup. Penelitian di berbagai negara membuktikan bahwa pola hidup sehat mampu mencegah hingga 80% penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Baca Juga: Olahraga dan Kesehatan Mental: Hubungan yang Tak Terpisahkan

Sebuah Panggilan untuk Berubah

Artikel ini bukan sekadar pengingat, tapi panggilan untuk bertindak. Karena sejatinya, kesehatan bukan sekadar warisan genetik, melainkan hasil dari pilihan-pilihan kecil yang kita buat setiap hari. Melewatkan sarapan sehat, duduk tanpa bergerak, begadang demi scroll media sosial—semua itu bukan hal sepele, tapi langkah menuju penyakit kronis.

Mulailah dari yang paling mudah: bangun lebih pagi, bernafas dalam-dalam, bergerak lebih banyak, dan tertawa lebih sering. Jadikan tubuh sebagai anugerah, bukan beban. Rawat ia dengan makanan yang bersih, aktivitas yang cukup, dan pikiran yang jernih.

Ingatlah, tubuh kita adalah amanah. Setiap detak jantung, setiap tarikan nafas adalah nikmat yang tak ternilai. Jangan biarkan gaya hidup modern mencuri kesehatanmu secara diam-diam. Karena pada akhirnya, kesehatan bukan hanya tentang bertahan hidup, tapi tentang bagaimana kita hidup dengan penuh makna.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bullying dan Kesehatan Mental Anak Sekolah, Mengapa Kita Harus Peduli?

Rekomendasi untuk Anda