Perangi Hoaks, WhatsApp Batasi Pengiriman Pesan Berantai

Jakarta, MINA – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan keseriusan pemerintah untuk membatasi penyebaran berita bohong atau hoaks melalui media sosial, salah satunya dengan membatasi jumlah pesan berantai atau forward dari aplikasi yang berlaku mulai Selasa (22/1).

“Mulai besok, tanggal 21 Januari siang waktu Los Angeles atau 22 Januari Waktu Indonesia Barat, WhatsApp (WA) akan membatasi forward hanya maksimal lima,” ungkap Rudiantara usai pertemuan dengan VP Public Policy & Communications WhatsApp, Victoria Grand di Kantor Kementerian Kominfo, Senin (21/1) sore.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Rudiantara juga menjelaskan modus penyebaran hoaks menggunakan media sosial dan aplikasi pesan instan.

“Modus penyebaran hoaks menggunakan media sosial, posting dulu di FB (Facebook), kemudian diviralkan melalui WA. Kemudian akun FB yang posting tadi dihapus. Ini yang kita perhatikan number of virality,” papar Rudiantara.

Menurutnya, pembatasan pesan terusan ditujukan untuk membatasi agar konten negatif terutama hoaks tidak menjadi viral. Bukan hanya di Indonesia, namun upaya ini juga sudah menjadi perhatian global.

“Saya sendiri, sejak September tahun lalu sudah bicara dengan WhatsApp. Juga dengan pemimpin dari lima negara di dunia. Jadi bukan hanya Indonesia, kita membahas bagaimana melakukan pembatasan penyebaran chat ke pengguna lain,” jelas Rudiantara.

Menteri Rudiantara juga mengungkapkan, sejak dua tahun lalu, pihak WhatsApp telah mengembangkan fitur agar bisa membatasi penyebaran berita bohong yang salah satunya adalah dengan melakukan tes versi beta.

Meskipun demikian, Rudiantara mengakui fitur ini tidak bisa menjamin 100 persen hoaks tidak akan tersebar. “Tugas kita adalah mitigasi risiko. Bagaimana menekan penyebaran, membuat angkanya serendah mungkin,” jelasnya. 

Di awal perbincangan dengan media, Menteri Rudiantara menyatakan pemerintah sebenarnya tidak akan membatasi pesan terusan. Forward tidak terbatas boleh untuk konten positif bukan hoaks. Kita support unlimited forward dengan konten positif,” ungkapnya.

Namun, pembatasan diperlukan karena ditemukan platform aplikasi WhatsApp ternyata digunakan untuk menyebarkan konten hoaks dan konten negatif lainnya. (R/Sj/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: sajadi

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.