Washington, 3 Rajab 1437/10 April 2016 (MINA) – Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengerahkan pesawat pengebom B-52 ke Qatar pada Sabtu (9/4) untuk bergabung memerangi Islamic State (ISIS/Daesh).
Ini adalah pertama kalinya pesawat jenis itu berbasis di Timur Tengah sejak akhir Perang Teluk pada 1991.
Keputusan Pemerintah Washington untuk menyebarkan kekuatan pengebom B-52 ke pangkalan udara Al Udeid diambil di saat militer AS sedang memerangi ISIS di Irak dan Suriah.
“B-52 menunjukkan tekad kami untuk terus menekan Daesh (ISIS) dan membela wilayah dalam setiap kontingensi masa depan,” kata Letnan Jenderal Charles Brown, Komandan Angkatan Udara AS Komando Pusat, demikian Al Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Juru bicara Komando Pusat, Letnan Kolonel Chris Karns mengatakan, dia tidak bisa memberitahukan jumlah pesawat pengebom B-52 yang dikerahkan ke pangkalan udara Al Udeid karena alasan keamanan operasional.
Brown mengatakan, pesawat itu akan dapat mengarahkan senjata dengan tepat dan melaksanakan berbagai misi, termasuk serangan strategis, dukungan udara jarak dekat, pencegatan udara, dan operasi maritim.
Karns mengatakan, pesawat B-52 akan memungkinkan pasukan AS untuk menjatuhkan satu atau dua amunisi di daerah, bukan pengeboman yang membabi buta.
“Akurasi sangat penting dalam perang ini,” katanya. “Bom karpet tidak akan efektif untuk operasi kami, karena Daesh (ISIS) seringkali berbaur ke pusat-pusat penduduk.”
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Komando Pusat mengatakan, B-52 terakhir terbang operasiona jarak jauh di wilayah Afghanistan pada Mei 2006 dan selama latihan militer di Yordania pada Mei 2015. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan