Beirut, MINA – Perdana Menteri Lebanon Mustapha Adib mengumumkan pengunduran dirinya setelah upayanya untuk membentuk kabinet non-partisan mengalami masalah, terutama mengenai siapa yang akan memimpin kementerian keuangan.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu (26/9), Adib mengatakan, ia mundur dari “tugas membentuk pemerintah” menyusul pertemuannya dengan Presiden Michel Aoun, demikian Al Jazeera melaporkan.
Adib, mantan Duta Besar untuk Berlin, dipilih pada 31 Agustus untuk membentuk kabinet setelah pemerintah terakhir yang dipimpin oleh Hassan Diab mengundurkan diri pasca ledakan pelabuhan Beirut pada 4 Agustus, yang menewaskan sekitar 200 orang dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Namun, pembentukan pemerintahan baru dilanda kendala atas permintaan dua partai Syiah yang dominan – Hizbullah yang didukung Iran dan sekutunya, Gerakan Amal – untuk menunjuk menteri Syiah di kabinet.
Baca Juga: Konferensi Tawasol 4 Bahas Narasi Palestina dan Tantangan Media Global
Pengunduran diri Adib terjadi beberapa hari setelah Presiden Aoun mengatakan kepada wartawan bahwa Lebanon akan “menuju ke neraka” jika pemerintah baru tidak segera dibentuk.
Ini juga merupakan pukulan bagi upaya Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk memecahkan kebuntuan politik saat Lebanon menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Uni Eropa Umumkan Paket Bantuan Rp3,9 T untuk Suriah