Perekonomian Qatar Stabil di Tengah Blokade Teluk

Bank . Foto: Gulf Times

Doha, 22 Ramadhan 1438/17 Juni 2017 (MINA) –Qatar diblokade secara ekonomi oleh tetangganya di Teluk, namun laporan menunjukkan pasar keuangannya kembali stabil setelah minggu pertama kisruh dimulai mengalami kerugian, lapor Al Jazeera.

Pada 5 Juni, beberapa negara Teluk, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan memberhentikan hubungan antar laut dan udara dengan Qatar, menuduh negara itu mendukung “ekstremisme” dan lawan mereka, Iran.

Pemerintah Qatar menyatakan memiliki sumber daya untuk mengatasi blokade negara sekitar. Menteri keuangan Qatar memperingatkan bahwa “jika Qatar kehilangan uang, maka negara-negara yang memblokade juga akan kehilangan uang.”

Lembaga pemeringkat kredit Standard and Poor’s melaporkan bank-bank Qatar cukup kuat untuk bertahan, bahkan jika semua uang Teluk ditarik keluar. Dan bukan hanya bank Qatar, kreditor utama UEA juga bisa mengalami kerugian dalam penurunan bisnis yang berasal dari Qatar.

Qatar mengatakan bahwa ekspor gas negaranya berada di jalur yang benar, meskipun importir mengharapkan penawaran yang lebih baik. Dan ekspor gas ini juga penting bagi UEA. Pipa bawah laut Dolphin Energy, yang memasok ke UEA dan Oman dengan sekitar 56 juta meter kubik gas alam Qatar setiap hari, masih beroperasi meski ada ketegangan diplomatik.

Menteri ekonomi Qatar, Ahmed bin Jassim Al Thani, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pemerintah telah membuktikan negara kaya energi itu dapat terus berjalan di tengah blokade.

“Perekonomian Qatar berada di posisi ke-18 paling kompetitif di dunia, yang kedua dalam efisiensi ekonomi mikro,” katanya, menambahkan, “Melihat diversifikasi ekonomi, 61 persen berasal dari non-migas. Perdagangan kita dengan dunia bernilai $ 330 miliar.”

Ditanya tentang blokade negara tetangga, dia mengatakan, “Kami memiliki rencana yang jelas dan tahu persis bagaimana mengatasinya. Lebih dari ini, kami membangun cadangan strategis untuk makanan atau bahan lainnya untuk proyek kami. Karena itulah kami siap untuk menghadapi hal tersebut,” tambah Al Thani.

CEO Qatar Airways mengenai krisis Teluk: Qatar Airways telah dipaksa membatalkan puluhan penerbangan ke Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir setiap hari. Penerbangan harus mengambil rute yang berputar demi menghindari sebagian besar Jazirah Arab. Namun CEO Qatar Airways Akbar al-Baker mengatakan maskapainya melihat peluang untuk memperluas pasar lain yang belum dimanfaatkan.(T/RE1/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.