Sanaa, 27 Dzulqa’dah 1435/22 September 2014 (MINA) – Sebuah perjanjian damai yang ditengahi PBB antara pemerintah Yaman dan oposisi Houthi telah ditandatangani di saat oposisi menguasai gedung-gedung pemerintah serta stasiun radio dan TV pemerintah di Ibukota, Sanaa.
Perjanjian Ahad (20/9) menyerukan pemerintah saat ini untuk memerintah dalam peran yang sementara sampai pemerintahan baru terbentuk bulan depan setelah berkonsultasi dengan semua partai politik.
Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi, mendesak semua pihak untuk mematuhi kesepakatan, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Senin.
Namun bagian kesepakatan yang tidak ditandatangani oleh kelompok Houthi adalah tuntutan agar mereka menarik diri dari Sanaa, Jawf dan Amran dalam waktu 45 hari.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Meski kesepakatan ditandatangani, dilaporkan bentrokan tetap berlangsung di bagian lain negara itu, termasuk di Maarib, timur Ibukota.
Ahad, oposisi bersenjata mengambil alih gedung-gedung pemerintah di Ibukota, termasuk Kementerian Pertahanan, markas tentara, gedung parlemen, bank sentral dan stasiun radio nasional.
Al Jazeera melaporkan dari Sanaa, sebagian besar diambil alih tanpa perlawanan, bahkan sejumlah tentara terlihat berubah menjadi berpakaian sipil untuk menghindari penangkapan oleh Houthi.
Sebelumnya Ahad, Mohammed Salem Basindwa mengajukan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri dan mengkritik kinerja presiden dalam krisis ini dan tidak akan berpartisipasi penuh dalam proses dialog nasional.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pada hari Sabtu, markas televisi pemerintah di Sanaa dikuasai oleh oposisi Houthi, di saat Komisi Keamanan Tinggi negara itu, yang dipimpin oleh presiden, memerintahkan jam malam di empat wilayah utara dan barat ibukota.
Lebih dari 100 orang tewas dalam pertempuran sejak Kamis pekan lalu yang dipicu oleh minggu protes dan bentrokan. Kondisi ini juga mendorong penghentian penerbangan internasional ke Sanaa dan gangguan siaran televisi nasional. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata