Lembah Bekaa, MINA – Pertempuran antara tentara Israel dan Hezbollah Lebanon meningkat pada Selasa (15/10), saat unit infanteri Israel maju di pinggiran kota perbatasan Rab El-Thalathine.
Pada saat yang sama, Israel meningkatkan serangan udaranya di sejumlah kota di Lebanon Selatan dan Lembah Bekaa, yang mengakibatkan banyak korban, Arab News melaporkannya.
Saat ketegangan terus meningkat, seruan oleh politisi Lebanon untuk gencatan senjata meningkat dan mereka mendesak pemerintah mengerahkan pasukan militer di wilayah perbatasan.
Namun, dalam pidato yang disiarkan televisi, Wakil Sekretaris Jenderal Hezbollah, Sheikh Naim Qassem mengatakan “partai (Hezbollah) kuat dan bersatu.”
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Fouad Siniora, mantan perdana menteri Lebanon, menyerukan “penghentian permusuhan segera untuk menghentikan pertumpahan darah … serta kepatuhan penuh terhadap konstitusi.”
Partai Kataeb meminta “ketua parlemen dan perdana menteri untuk segera mencari posisi yang pasti dan tidak ambigu mengenai penerimaan segera gencatan senjata.
Sementara itu, pertempuran terus berlanjut. Hezbollah mengatakan para anggotanya “terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Israel yang menyusup ke wilayah Rab El-Thalathine menggunakan senjata otomatis dan rudal, dan bentrokan masih berlangsung.”
Pertempuran juga berlanjut di kota perbatasan Aita Al-Shaab. Tentara Israel telah mencoba melintasi Garis Biru dan memasuki wilayah Lebanon di beberapa tempat. Sejauh mana serangan berhasil masih belum jelas, selain dari rekaman video yang dirilis oleh tentara Israel.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Israel juga menargetkan Qilya di Bekaa Barat dengan serangkaian serangan udara, menewaskan tiga paramedis dari Organisasi Kesehatan Islam Hezbollah. Serangan serupa menargetkan Hosh Al-Sayyid Ali di Hermel, dan wilayah perbatasan Jarmash, dekat perbatasan dengan Suriah.
Beberapa bagian Baalbek di sekitar kastil Romawi juga terkena serangan udara saat fajar, yang digambarkan oleh penduduk sebagai “yang paling ganas sepanjang masa.” Rumah Sakit Al-Murtada di dekatnya rusak parah dan terpaksa ditutup. []
Mi’raj News Agency (MINA)