Jakarta, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menekankan, rakyat harus menjadi pusat pekerjaan yang dilakukan semua pemerintah negara anggota ASEAN agar mereka bisa menikmati kemakmuran.
“Indonesia juga ingin mempertahankan Asia Tenggara sebagai Epicentrum of Growth, di mana rakyat bisa menikmati kemakmuran,” kata Retno melalui keterangan tertulisnya, Kamis (3/8), saat pertemuan para Gubernur dan Wali Kota se-ASEAN di Jakarta.
Semangat itu yang ingin diprioritaskan Indonesia selama kepemimpinannya pada 2023, yaitu untuk menjaga peran ASEAN sebagai lokomotif perdamaian dan stabilitas serta mewujudkan ASEAN Matters, yang berarti masyarakat bisa menikmati hidup dalam lingkungan yang damai.
Guna mewujudkan tema keketuaan Indonesia tersebut, Menlu Retno memaparkan tiga agenda utama yang harus diupayakan yaitu ketahanan kesehatan, ketahanan pangan, dan transisi energi.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Pandemi telah menunjukkan kepada kita bahwa penguatan arsitektur kesehatan regional sangat penting untuk persiapan menghadapi pandemi di masa depan atau keadaan darurat kesehatan lainnya,” kata Retno.
Karena itu, dibutuhkan mobilisasi sumber daya yang memadai dan kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan terkait.
Dalam hal ini, Indonesia memfokuskan pekerjaannya di ASEAN untuk memperkuat kerja sama kesehatan termasuk melalui One Health Initiative atau Inisiatif Kesehatan Satu dan ASEAN Response Fund atau Dana Respon ASEAN.
Sementara terkait ketahanan pangan, Retno menyinggung tentang perang di Ukraina yang telah menyebabkan kelangkaan pangan dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Dunia juga menghadapi banyak masalah terkait pangan dari gagal panen yang terhambat akibat perubahan iklim dan tingginya tingkat kelaparan.
Memperhatikan tantangan-tantangan tersebut, Retno memastikan bahwa kepemimpinan Indonesia akan memprakarsai inisiatif yang akan membangun mekanisme regional untuk memperkuat ketahanan pangan, rantai pasokan regional, dan pertanian berkelanjutan.
“Pemerintah daerah dan pusat harus berperan untuk mendukung hal ini dengan memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan,” tuturnya.
Mengenai transisi energi, Retno mengatakan bahwa ekonomi hijau merupakan masa depan Asia Tenggara.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Indonesia telah menetapkan target yang ambisius yaitu target bauran energi 23 persen dari energi terbarukan pada 2025, dan emisi nol bersih pada 2060.
ASEAN pun berkomitmen untuk mencapai target energi terbarukan sebesar 23 persen dalam pasokan energi pada 2025.
“Tidak hanya untuk keberlanjutan, transisi ini sangat penting untuk transformasi ekonomi ASEAN. Kunci transformasi ini adalah mengembangkan industri hilir termasuk produksi baterai kendaraan listrik,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, para gubernur dan wali kota se-ASEAN diperlihatkan video pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), sebagai wujud komitmen Indonesia untuk bertransformasi menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. IKN digadang-gadang menjadi kota netral karbon pertama di Indonesia pada 2045.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Untuk itu, Retno mengajak para gubernur dan wali kota se-ASEAN untuk bersama-sama mewujudkan Visi ASEAN 2045 demi kawasan yang lebih inklusif, kuat, dan tangguh.
“Saya ingin mengingatkan sekali lagi bahwa inti dari pekerjaan kita adalah rakyat. Anda juga dapat mengamati dari lirik ASEAN Anthem yang antara lain disebutkan ‘untuk perdamaian, tujuan kita, sejak awal, dan kemakmuran sampai akhir’,” ujarnya. (R/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia