Teheran, MINA – Pertemuan para pemimpin Iran, Rusia dan Turki yang membahas tentang serangan di provinsi Idlib, Suriah, tidak menghasilkan temu.
Presiden Hassan Rouhani menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi bagi rekannya dari Rusia dan Turki, Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan di Teheran, Jumat (7/9), demikian yang dikutip dari Al Jazeera.
Nasib kubu oposisi bersenjata dan warga sipil di provinsi Idlib terancam oleh rencana serangan militer besar-besaran dari pasukan pemerintah Suriah yang didukung militer Rusia.
Pertemuan itu dilakukan di tengah meningkatnya peringatan internasional atas bencana kemanusiaan yang mengancam di Idlib, sebuah provinsi yang menampung lebih dari tiga juta orang, setengah dari mereka mengungsi secara internal.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Iran dan Rusia adalah sekutu utama Presiden Suriah Bashar Al-Assad, sementara Turki mendukung kelompok oposisi tertentu, termasuk oposisi bersenjata yang di Idlib.
Erdogan memperingatkan “pertumpahan darah” jika terjadi serangan habis-habisan di provinsi barat laut itu dan menyerukan gencatan senjata.
Namun, usulan Erdogan untuk gencatan senjata ditolak oleh Putin dan Rouhani.
“Kami menganggapnya tidak dapat diterima ketika dengan dalih melindungi penduduk sipil, mereka ingin menarik teroris dari serangan, serta menimbulkan kerusakan pada pasukan pemerintah Suriah,” kata Putin. (T/RI-1/RS1)
Baca Juga: Ribuan Warga Inggris Demo Kecam Genosida Israel
Mi’raj News Agency (MINA)