Bandung, MINA – Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB), di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka terus menunjukan kesiapan jelang beroperasinya pada pertengahan 2018 mendatang. Dari fisik pembangunan baik sisi darat maupun udara sudah memasuki tahap akhir atau 85 persen.
“Untuk kesiapan operasional dalam hal ini BIJB tentu sudah menyiapkan semua persyaratan untuk dipenuhi dalam rangka kesiapanan operasional bandara. Bahkan kita selalu berkoordinasi dengan regulator kita seperti Dirjen Perhubungan Udara, CIQ (Custom, Immigration, and Quarantine), BMKG (Badan, Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) dan Airnav Indonesia. Kita intens,” kata Plh Kepala Divisi Perencanaan Operasional PT BIJB Andy Samsul Arifin di Bandung, Senin 8 Januari 2018. Seperti dikutip MINA dari laman bijb.
PT BIJB yang menjadi pelaksana pembangunanan dan diproyeksi menjadi operator, saat ini tengah memfinalisasi untuk mendapatkan syarat Sertifikat Bandar Udara (SBU) ) yang dikeluarkan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan selaku otoritas penerbangan nasional.
SBU ini diperlukan sebagai pembuktian dan memastikan seluruh bandara yang ke depannya akan dioperasikan dipastikan aman dengan mengedepankan aspek keamanan dan keselamatan penerbangan.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Dengan penerbitan SBU maka segala fasilitas navigasi dan operasi bandara, prosedur pengoperasian bandara serta para petugas operasional bandara harus memiliki kemampuan untuk melayani penerbangan secara aman sesuai peraturan keselamatan yang berlaku.
“Kita harus ada dokumen dokumen seperti Safety Management System (SMS), atau airport security program. Dan itu sudah disiapkan jauh2 hari tinggal penandatanganan struktur organisasi bandar udara,” ujar Andi.
“Kita masih menunggu operator bandara siapa. tapi kita sudah punya struktur organisasi bandar udara sebagai sarat dokumen itu. karena itu hal yang wajib ada yang disahkan oleh general manager (GM),” imbuh dia. Sekadar diketahui, PT BIJB saat ini masih dalam penjajakan dengan AP II terkait kerja sama operasi (KSO) Bandara Kertajati.
Dia menyebutkan, Ditjen Perhubungan Udara dari Kementerian Perhubungan akan segera meninjau langsung lokasi pembangunan bandara yang ke depannya akan memiliki kawasan khusus aerocity. Seluruh yang diajukan untuk mendapatkan sertifikat bandar udara akan diselaraskan dengan apa yang sudah dipenuhi PT BIJB.
“Dalam rangka mencapai itu SBU permanen belum jadi mumngkin sekarang kita mendorong untuk penerbitan SBU temporari untuk disampaikan pada Direktur Bandar Udara. Dengan adanya penyampaian ini nantinya kita akan dilakukan feedback untuk diverifikasi apakah sudah siap,” sebut Andi.
Sesuai ekspektasi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa bandara pemilik kode ‘KJT’ itu bisa beroperasi pada Juni 2018, Andi menjawab optimis. Menengok kesiapan keseluruhan Andi meyakini bahwa bandara yang diproyeksikan untuk pelayanan penerbangan haji 2018 bisa benar-benar terlaksana.
“Optimis sekali karena kita 1 april saja bisa, apalagi sampai Juni. Insya Allah akan turun SBU ini sebagai syarat beroperasinya bandara,” papar Andi. (RS3/)P1
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar