Astana, 24 Rabi’ul Akhir 1438/23 Januari 2017 (MINA) – Kepala delegasi pemerintah Suriah Bashar Al-Jaafari mengatakan kepada wartawan di pesawat saat ke Astana pada Ahad bahwa agenda perundingan di ibu kota Kazakhstan akan fokus pada penguatan gencatan senjata yang dimulai pada 30 Desember 2016.
Jaafari mengecilkan peran Turki sebagai pihak lain di meja perundingan, seharusnya pertemuan itu antara orang Suriah saja.
“Turki melanggar kedaulatan Suriah, sehingga tidak ada dialog Suriah-Turki,” katanya, mengacu pada dukungan Turki untuk kelompok-kelompok bersenjata oposisi di utara Suriah.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Hal senada disampaikan oleh para pejabat oposisi Suriah yang mengatakan bahwa mereka terfokus untuk mengamankan gencatan senjata yang saat ini berlangsung serta mendapatkan bantuan kemanusiaan untuk orang-orang yang hidup di bawah pengepungan.
“Daerah yang dikepung harus dibebaskan dari penyiksaan,” kata juru bicara oposisi Yahya Al-Aridi kepada Al Jazeera Senin. “Bantuan harus mencapai daerah-daerah yang terkepung.”
Namun, belum jelas apakah oposisi akan menyetujui pertemuan berikutnya yang dimediasi oleh PBB di Jenewa, Swiss pada 8 Februari mendatang. (T/P001/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza