Perundingan Suriah di Astana Fokus Kuatkan Gencatan Senjata

Perundingan damai Suriah di , ibukota Kazakhstan pada Senin, 23 Januari 2017, dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Iran, Turki, dan perwakilan dari pemerintah dan oposisi Suriah. (Foto: The Iran Project)

 

Astana, 24 Rabi’ul Akhir 1438/23 Januari 2017 (MINA) – Kepala delegasi pemerintah Suriah Bashar Al-Jaafari mengatakan kepada wartawan di pesawat saat ke Astana pada Ahad bahwa agenda perundingan di ibu kota Kazakhstan akan fokus pada penguatan gencatan senjata yang dimulai pada 30 Desember 2016.

Jaafari mengecilkan peran Turki sebagai pihak lain di meja perundingan, seharusnya pertemuan itu antara orang Suriah saja.

“Turki melanggar kedaulatan Suriah, sehingga tidak ada dialog Suriah-Turki,” katanya, mengacu pada dukungan Turki untuk kelompok-kelompok bersenjata oposisi di utara Suriah.

Baca Juga:  Prancis Kecam Israel Serang Bantuan Yordania untuk Gaza

Hal senada disampaikan oleh para pejabat oposisi Suriah yang mengatakan bahwa mereka terfokus untuk mengamankan gencatan senjata yang saat ini berlangsung serta mendapatkan bantuan kemanusiaan untuk orang-orang yang hidup di bawah pengepungan.

“Daerah yang dikepung harus dibebaskan dari penyiksaan,” kata juru bicara oposisi Yahya Al-Aridi kepada Al Jazeera Senin. “Bantuan harus mencapai daerah-daerah yang terkepung.”

Namun, belum jelas apakah oposisi akan menyetujui pertemuan berikutnya yang dimediasi oleh PBB di Jenewa, Swiss pada 8 Februari mendatang. (T/P001/RS3)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.