Jakarta, 19 Ramadhan 1437/24 Juni 2016 (MINA) – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, perusahaan terkemuka di Korea Selatan yang bergerak dibidang transportasi LNG (LNGC) dan operator (Floating Storage & Regasification Unit (FSRU) menyiapkan dana US$ 800 juta menanamkan modal untuk mengembangkan bisnis transportasi laut khususnya distribusi LNG/gas di Indonesia.
Franky Sibarani menyebutkan, rencana pemerintah Indonesia untuk mengalihkan penggunaan sumber energi konvensional (minyak bumi) menjadi LNG secara bertahap pada pembangkit listrik di tanah air, menjanjikan peluang baru pada bisnis pendistribusian LNG.
“Ini yang dilihat oleh perusahaan Korea Selatan sebagai prospek bisnis yang menjanjikan,” kata Franky dalam keterangan resmi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat (24/6).
Pihaknya mengatakan, calon investor potensial tersebut mengalokasikan dana investasi yang akan dikucurkan senilai US$ 800 juta yang akan digunakan untuk menyediakan 2 kapal FSRU dan 1 kapal LNG Carrier. “Untuk bisnis tersebut mereka akan menyiapkan 2 kapal gas carrier sesuai kebutuhan di Indonesia,” kata Franky.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Lebih lanjut, Franky mengemukakan bahwa perusahaan Korea ini mencari mitra lokal stratejik untuk bergerak dibidang penyediaan floating storage dan pengapalan serta distribusi gas.
Sementara Kepala Kantor Perwakilan BKPM (IIPC) Seoul Imam Soejoedi menyampaikan bahwa dalam rangka memfasilitasi rencana tersebut, IIPC Seoul telah memberikan informasi terkait aturan-aturan terkait transportasi laut serta perizinan investasi yang semakin mudah.
“Untuk menindaklanjuti minatnya tersebut, perusahaan akan berkunjung ke Indonesia pada akhir bulan Juli 2016 untuk bertemu dengan calon mitra lokal,” paparnya.
Investor Korea Selatan termasuk yang aktif melakukan penanaman modal di Indonesia. Dari data BKPM, untuk periode triwulan pertama 2016, Korea Selatan berada di peringkat keenam dari daftar asal investasi ke Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$ 188 juta terdiri dari 435 proyek dan menyerap 28.349 tenaga kerja.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$ 8 miliar. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45%. (L/P010/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon