Majalengka, MINA – Pesantren Tahfidz Qur’an Nurul Bayan Majalengka sejak dua hari ini membuka pesantren kilat (sanlat) khusus untuk anak-anak SD yang ada dilingkungan sekitar lokasi pesantren.
Hal itu disampaikan oleh Ummu Labib Abdullah (33) selaku pengajar sekaligus pengasuh pesantren kepada Kantor Berita Islam MINA, Senin (17/12).
Ummu Labib mengatakan, pesantren kilat itu diikuti oleh 25 peserta yang bertujuan agar setiap anak sejak dini sudah bisa membaca, dan menghafal Al-Quran.
“Target kami minimal para siswa yang mereka sekolah formal juga bisa merasakan bagaimana menjadi santri penghafal Al-Quran. Lebih dari itu tentu agar para siswa itu bisa membaca Al-Quran sesuai tajwid dan menghafalnya,” katanya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini
Menurutnya, program sanlat yang dibuka Pesantren Nurul Bayan merupakan pertama kali. Jika umumnya sanlat itu diadakan saat bulan Ramadhan tiba, maka tidak dengan Nurul Bayan.
“Kami berupaya semaksimal mungkin untuk bisa mengenalkan Al-Quran kepada para siswa. Jadi sanlat itu tidak selalu diadakan di bulan Ramadhan,” jelasnya.
Menurutnya, sanlat yang digelar itu akan berlangsung selama dua pekan. Sebab para siswa peserta sanlat itu sedang libur selama lebih kurang dua pekan.
“Selama dua pekan ke depan insya Allah sanlat ini akan dibuka. Mumpung para siswa itu masih pada libur,” jelas Ummu Labib yang sejak 2014 lalu sudah membina para santri di Nurul Bayan.
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
Sekilas Nurul Bayan
Pesantren tahfidz Qur’an Nurul Bayan adalah sebuah pesantren yang menyediakan layanan khusus untuk para orang tua yang mempunyai anak perempuan untuk menghafal Al-Quran. Usia yang diterima oleh pesantren Nurul Bayan dimulai sejak kelas IV SD.
“Artinya usia anak perempuan yang kami terima di pesantren ini sekitar 11 tahun,” jelas Rita Aulia, salah satu ustazah di pesantren itu.
Namun demikian, ia menambahkan saat ini yang menjadi santri bukan hanya santri usia SD kelas IV. Kini, Nurul Bayan juga sudah membuka pesantren untuk anak-anak usia dini selevel PAUD dan TK.
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam
Pesantren yang baru berjalan kurang lebih empat tahun ini, kini sudah melahirkan 5 orang hafizah. Meski dari segi sarana dan prasarana, Nurul Bayan tentu saja masih jauh beda bila dibanding pesantren-pesantren modern.
“Asrama santri yang kita miliki masih sangat sederhana. Fasilitas penunjang yang lain pun masih apa adanya, tapi alhamdulillah tampilan fisik itu tidak menyurutkan semangat para orang tua santri dan santri dalam menghafal Al-Quran,” jelas Abu Nafis, Mudir Pesantren Nurul Bayan. (L/RS3/R06)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [WAWANCARA EKSKLUSIF] Ketua Pusat Kebudayaan Al-Quds Apresiasi Bulan Solidaritas Palestina