Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesona Masjid Raya Al-Jabbar Ikon Baru Jabar, Masjid Terapung Hingga Museum Rasulullah

Rana Setiawan - Sabtu, 31 Desember 2022 - 03:03 WIB

Sabtu, 31 Desember 2022 - 03:03 WIB

171 Views

Bandung, MINA – Masjid Raya Al-Jabbar (MRAJ) di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, menjadi ikon baru Provinsi Jawa Barat (Jabar) diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil pada Jumat (30/12).

Selain itu, peresmian masjid juga dihadiri sejumlah pejabat kementerian, para kepala daerah, serta Wali Kota Bandung Yana Mulyana.

Dikutip dari laman resmi Provinsi Jawa Barat, filosofi Al-Jabbar yang merupakan salah satu Asmaul Husna, yang punya makna
Maha Perkasa.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, nama yang digunakan terkait dengan filosofi desain masjid yang ia rancang.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Senin Ini, Sebagian Berpotensi Hujan Ringan

“Bukan kebetulan, masjid ini memiliki latar belakang matematis (Aljabar atau Al-Jabbar), dan juga Jabbar, bisa dikaitkan
dengan singkatan dari Jawa Barat. Mari, kita makmurkan masjid ini,” ucapnya.

Filosofi desain Masjid Raya Al-Jabbar yaitu mengembalikan masa kejayaan Islam dalam ilmu pengetahuan. Masjid Raya ini merupakan karya desain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang saat itu tahun 2017 menjadi Wali Kota Bandung  dan Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jawa Barat.

Masjid Raya Al-Jabbar dibangun di atas lahan seluas 25, 9 hektar ini, dibangun dari tahun 2017 hingga 2022, memakan biaya sekitar Rp 1 triliun.

Masjid Raya Al-Jabbar dibangun dengan struktur utama beton dan rangka atap dengan struktur baja. Masjid yang dibangun di atas danau buatan, tampak seperti mengapung di atas air, sehingga sering disebut “Masjid terapung”.

Baca Juga: Kapal Jagantara Kandas di Pulau Kandang Lunik Bakauheni

Dalam keterangan resmi Humas Jabar, Masjid terapung ini akan menjadi kado penghujung tahun yang istimewa bagi warga Jabar, khususnya warga Kota Bandung, lebih khusus lagi warga kawasan Cimincrang, Kecamatan Gedebage.

Masjid Al-Jabbar memiliki kontruksi bangunan yang megah dan istimewa.

Selain sebagai tempat beribadah, Masjid Al-Jabbar mempunyai fungsi edukasi, wisata, dan sosial.

Peresmian Sekaligus Sholat Jumat Perdana

Baca Juga: BPJPH Sosialisasikan Sertifikasi Halal untuk UMKM Warteg Se-Jabodetabek

Masjid Raya Al-Jabbar diresmikan dipenuhi jamaah saat pelaksanaan Shalat Jumat perdana.

Shalat Jumat perdana di Masjid Al-Jabbar itu diikuti oleh sejumlah tokoh seperti Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Panglima Kodam III Siliwangi Mayjen TNI Kunto Wibowo, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana dan pejabat-pejabat daerah lainnya.

Shalat Jumat perdana itu dipimpin oleh imam KH Cecep Abdullah Syahid. Sedangkan khatib KH Juhadi Muhammad.

Pada peresmian Masjid Al-Jabbar sekaligus Shalat Jumat perdana itu, Ridwan Kamil meminta maaf kepada masyarakat sekitar maupun tamu undangan dan warga lainnya terkait adanya kepadatan lalu lintas atau adanya pengalihan arus lalu lintas.

Baca Juga: Kemensos RI Kirim Bantuan untuk Korban Banjir Pasuruan

Menurut Ridwan Kamil, akses yang saat ini digunakan belum seutuhnya merupakan akses utama menuju masjid itu. Nantinya, kata dia, akses utama menuju masjid tersebut adalah dari Gerbang Tol 149 Padalarang-Cileunyi.

“Nanti 100 persen mobil masuknya lewat jalan tol, jalan yang lebar, nyaman sampai sini,” kata Ridwan Kamil.

Selanjutnya untuk menjaga kebersihan lingkungan masjid yang dikunjungi ribuan jamaah, maka tempat-tempat sampah juga telah disiapkan.

Arsitektur Unik Rumus Aljabar

Baca Juga: Jalur Utama Cianjur Selatan Kembali Normal, Namun Ada Pembatasan Muatan

Arsitektur unik Masjid Raya Al-Jabbar memiliki filosofi Al-Jabbar yang merupakan salah satu Asmaul Husna, yang punya makna Maha Perkasa.(Foto: Istimewa)

Ada banyak keistimewaan masjid ini, terutama dari sisi konstruksi. Salah satunya, bangunan utama tanpa tiang tengah.

Konsep dari bangunan Masjid Al-Jabbar sendiri memiliki arsitektur unik berasal dari rumus matematika yang identik dengan rumus Aljabar. Ini terlihat dari ornamen rumit namun indah. Ilmuan matematika dunia juga bernama Aljabar.

Masjid Al Jabbar juga dikonsepkan memiliki 27 pintu yang menyimbolkan 27 kabupaten/kota di Jabar. Ukiran batik dari 27 pintu tersebut berbeda-beda sesuai kekhasan masing-masing daerah.

Bangunan utama Masjid Raya Provinsi Jawa Barat ini memiliki luas 99 meter x 99 meter dengan penutup atap kubah utama menggunakan kaca.

Baca Juga: Bencana Sukabumi, BNPB Siapkan Skema Bantuan bagi Ribuan Rumah Rusak

Total kaca berjumlah 6.136 lembar yang disusun seperti sisik ikan dengan kubah yang berwarna.

Kemudian canopy pada atap dan kubah utama sebanyak 88 buah, dan rangka menara dengan ketinggian 99 meter. Masjid Al-Jabbar dilengkapi empat buah menara dengan menara tertinggi yang memiliki tinggi 99 meter.

Bangunan masjid memiliki lantai dasar termasuk museum seluas 11.238,20 meter persegi, lantai 1 memiliki 8.329 meter persegi, dan lantai mezzanine seluas 2.232 meter persegi.

Masjid Raya Al-Jabbar memiliki total luas 21,799,20 meter persegi. Kapasitas ruang sholat Masjid Raya Al Jabbar di lantai 1 adalah 9.822 orang, lantai mezanin berkapasitas 3.188 orang, pada selasar 3.627 orang, dan plaza 16.363 orang. Sehingga total daya tampung ruang sholat Masjid Raya Al Jabbar adalah sekitar 33 ribu orang.

Baca Juga: Presiden Prabowo Teken UU No. 151, Jakarta Menjadi DKJ

Pada eksteriornya terdapat selasar penghubung atau portico seluas 4.238,60 21,799,20 meter persegi, selasar terbuka depan masjid seluas 2.539 21,799,20 meter persegi, kolam reflektif seluas 5.489 21,799,20 meter persegi, dan plaza 5.163 21,799,20 meter persegi.

Jumlah luas eksterior itu membuat Masjid Raya Al-Jabbar memiliki total luas 17.429,60 meter persegi. Luas area perencanaan Masjid Raya Al Jabbar mencapai 26 hektare dengan area tapak bangunan 2,9 hektare.

Untuk luas area kolam atau danau mencapai 6,930 hektare, sedangkan luas plaza, parkir, dan area hijau 11,163 hektare.

Terdapat beberapa fasilitas di area Masjid Raya Al-Jabbar yang menunjang aktifitas pengunjung seperti parkir mobil dengan kapasitas 204 kendaraan, parkir motor dengan kapasitas 486 kendaraan, parkir bus kapasitas 38 kendaraan.

Baca Juga: Ketentuan Pilkada Jakarta Satu Putaran Tunggu Putusan MK

 Museum Rasulullah dan Al-Quran 

Masjid Raya Al-Jabbar dapat menjadi ruang edukasi keislaman. Ada museum Nabi Muhammad SAW, terdapat taman-taman
tematik.

Fasilitas yang terdapat dalam bangunan Masjid Al Jabbar ini antara lain adalah ruang sholat, tempat manasik haji, penginapan, perpustakan, ruang pertemuan, hingga museum-museum. Dalam akun Instagram @ridwankamil sempat dibeberkan bahwa di dalam Masjid Al-Jabbar ini terdapat museum Rasulullah dan museum Al-Quran di lantai dasarnya.

Selain itu ada juga museum terkait dengan perkembangan Islam, mulai dari zaman Nabi Muhammad sampai ke Indonesia.

Baca Juga: Hasil Pleno KPU DKI: Pasangan Pram-Rano Menang Satu Putaran

Kemudian, ada area untuk lanskap yang mengelilingi masjid di luar dari embung atau retensi. Ada taman-taman yang memiliki tema. Contohnya, ada taman Nabi Adam, ada taman Nabi Nuh, ada taman Nabi Ibrahim, kemudian ada juga taman Nabi Yunus. Di situ menggambarkan bagaimana kisah-kisah nabi-nabi.

Masjid Terapung di Tengah Danau

Salah satu yang menarik dari Masjid Al-Jabbar ini adalah keberadaannya terlihat terapung di atas air. Hal ini dikarenakan posisi masjid dikelilingi oleh danau sehingga dari kejauhan terlihat seperti terapung.

Dibangun sejak Desember 2017, masjid kebanggaan masyarakat Jabar dibangun di atas embung, atau kolam retensi serta dilengkapi bangunan penunjang lainnya.

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Jelaskan Pentingya “Izin” Pada Surah An-Nur: 62

Masjid Al-Jabbar ini berawal dari diskusi Ridwan Kamil yang saat itu (2016) masih merupakan Wali Kota Bandung dan Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jawa Barat. Ridwan Kamil mengusulkan agar Jawa Barat memiliki masjid raya sendiri, kemudian disepakatilah pembangunan Masjid Al Jabbar tersebut.

Pandemi COVID-19 sempat menjadi hambatan dalam pembangunan Masjid Al Jabbar ini. Oleh karenanya, pembangunan pernah tertunda hampir selama 1,5 tahun dan tidak sesuai dengan jadwal awal yang sudah direncanakan.(A/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia