Petarung Palestina: Muay Thai Bukan Hanya Olahraga, Ini Gaya Hidup

Tim petarung Muay Thai Palestina. (Foto: WAFA)

Oleh: Yasmin Saqa, jurnalis WAFA

 

Banyak orang berolahraga karena beberapa alasan. Para pemain di Fighting Zone Club mulai berlatih sebagai hobi. Sedikit yang mereka tahu bahwa ini akan membawa mereka ke kejuaraan Muay Thai internasional dan mereka pulang membawa medali emas dan perunggu.

Dana Akef yang berusia 21 tahun telah berlatih Muay Thai selama tiga tahun sejauh ini. Wanita ini dianggap sebagai anggota penting dari Fighting Zone Club Muay Thai yang berbasis di Ramallah, dan beberapa kali memenangkan medali, yang terbaru adalah memenangkan medali perunggu di Kejuaraan Dunia Muay Thai yang diadakan di Thailand pada 2023.

Akef mengaku tidak menemukan kesulitan saat mulai berlatih Muay Thai karena sudah terbiasa bermain Kung Fu sejak kecil.

“Meskipun masyarakat biasanya mengasosiasikan seni bela diri atau olahraga kasar dengan seorang wanita yang kehilangan kewanitaannya, berlatih Muay Thai banyak membantu saya dalam meningkatkan kepercayaan diri, mengurangi stres dan mengendalikan emosi saya,” katanya. “Salah satu alasan utama yang mendorong saya untuk terus berlatih Muay Thai adalah untuk menghentikan stereotipe gender dalam olahraga.”

Petarung perempuan Muay Thai Palestina Dana Akef (biru). (Foto: WAFA)

Ahmad Abu Dukhan yang berusia 25, direktur teknik dan pelatih utama Muay Thai di Fighting Zone Club, telah berlatih olahraga ini sejak kecil dan telah memenangkan beberapa kejuaraan dunia.

Abu Dukhan menuturkan bahwa olahraga ini lahir dari kebutuhan untuk mempertahankan kerajaan dan tentara pada masa itu.

“Muay Thai, yang diterjemahkan menjadi ‘Thai Boxing’, adalah olahraga nasional Thailand. Itu adalah seni bela diri dan lahir dari kebutuhan untuk mempertahankan tanah di Thailand,” katanya. “Saat ini, olahraga ini telah dikenal luas.”

Petarung Muay Thai Palestina memenangkan medali emas pada tahun 2023. (Foto: WAFA)

Muay Thai mengalami beberapa perubahan dan berkembang selama bertahun-tahun hingga akhirnya menjadi olahraga yang dikenal saat ini, tambah Abu Dukhan.

“Apa yang membuat Muay Thai menjadi olahraga spesial adalah kemampuannya menggunakan seluruh bagian tubuh, termasuk tendangan, pukulan, lutut, tinju, dan siku. Yang paling indah dari olahraga ini adalah tidak ada rutinitas dan ada cara-cara tertentu untuk memainkannya,” ujarnya.

“Olahraga saat ini memiliki organisasi internasional bernama International Federation of Muay Thai Associations (IFMA). Secara resmi diakui oleh International Olympic Committee (IOC),” kata Abu Dukhan, mengungkapkan harapannya agar tim Palestina bisa berlaga di Olimpiade 2028.

“Hari ini, untuk mengatakan bahwa olahraga Muay Thai telah menjadi terkenal di Palestina, adalah karena kerja keras, impian, dan kemauan selama bertahun-tahun. Jalannya tidak pernah mudah, tetapi seperti yang saya katakan, manisnya ini terletak pada kesulitannya, dan hari ini pemain Muay Thai Palestina dianggap sebagai pesaing sejati,” katanya.

“Meski dua kali berturut-turut meraih dua medali emas, dan ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah olahraga di Palestina, jalan ke depan masih panjang dan penuh rintangan,” tambahnya.

Abu Dukhan tidak suka disebut sebagai influencer media sosial, meski memiliki lebih dari 118.000 pengikut di Instagram dan lebih dari 500.000 pengikut di TikTok.

Dalam wawancara sebelumnya dengan kantor berita WAFA, Abu Dukhan berpendapat, agar pemain menjadi profesional pada suatu saat, beberapa perubahan harus dilakukan agar mereka dapat berpartisipasi dalam kejuaraan dunia.

Menjelaskan perubahan ini, “Kami memiliki hampir 300 pemain di Fighting Zone Club, tetapi hanya 30 dari mereka yang mampu berpartisipasi dalam kompetisi internasional. Untuk menjadi pemain profesional di Muay Thai, Anda perlu mengintensifkan latihan dan jam latihan, mengatur waktu Anda dan perhatikan pola makan Anda,” jelasnya.

Ahmad Helal memenangkan pertandingan Muay Thai. (Foto: WAFA)

Ahmad Helal yang berusia 22, seorang mahasiswa di Universitas Birzeit, memenangkan medali emas dalam kategori 86 kg pada tahun 2023.

“Saya mulai berlatih olahraga ini secara kebetulan,” katanya kepada WAFA. “Saya menderita kelebihan berat badan selama bertahun-tahun. Tapi kemudian saya menemukan gairah saya dalam olahraga ini yang sangat membantu dalam melepaskan kemarahan saya dan mengatur waktu saya.”

Helal mendorong semua anak muda untuk berlatih Muay Thai, “karena ini bukan hanya olahraga, ini adalah gaya hidup.” Dikatakannya, olahraga ini tidak hanya mempengaruhi penampilan fisik tetapi juga kesehatan mental orang yang melakukannya.

Mengomentari perolehan medali emas pada kategori 86 kg pada tahun 2023, Helal mengatakan bahwa memenangkan medali emas dan mengibarkan bendera Palestina memiliki perasaan yang berbeda, bukan karena Palestina harus eksis dalam sebuah kompetisi tetapi juga karena para pemain Palestina, terlepas dari semua keadaan yang dipaksakan oleh pendudukan Israel. Mereka kini mampu bersaing dan menang.

“Saya berharap untuk melakukan yang lebih baik dalam olahraga ini dan melangkah lebih jauh, terutama setelah Muay Thai secara resmi dimasukkan dalam Olimpiade Internasional 2028, yang akan memungkinkan pemain Palestina untuk masuk dalam daftar negara yang meraih medali Olimpiade,” katanya. (AT/RI-1/P1)

 

Sumber: WAFA

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.