Pintu Surga Ar-Rayyaan Bagi Orang Yang Puasa Ramadhan

 

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA

Orang-orang yang berpuasa dengan baik dan benar, dengan berbagai rangkaian ibadah terkait lainnya, Allah telah menyediakan jalur khusus ke surga melalui pintu yang bernama Ar-Rayyaan.

Hal ini seperti disebutkan di dalam hadits:

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

Artinya: “Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyaan“. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa’ad).

Ar-Rayyaan secara bahasa berarti puas, segar dan tidak haus.

Ar-Rayyaan ini adalah salah satu pintu di surga dari delapan pintu yang ada, yang disediakan khusus bagi orang yang berpuasa Ramadhan.

Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam Kitab Fathul Bari menyebutkan, “Ar Rayyaan adalah nama salah satu pintu di surga yang hanya dikhususkan untuk orang yang berpuasa memasukinya. Hingga orang yang berpuasa kelak akan memasuki pintu tersebut dan tidak pernah merasakan haus lagi.”

Pada hadits lain disebutkan:

فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ  

Artinya: “Syurga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.” (H.R. Bukhari dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu).

Itulah pintu khusus bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, bukan sekadar meninggalkan makan, minum dan dari hal-hal yang membatalkannya. Namun ia sanggup meninggalkan apa-apa yang dilarang-Nya, semata-mata karena Allah.

Sebagaimana disebutkan di dalam hadits:

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً اتِّقَاءَ اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ إِلاَّ أَعْطَاكَ اللَّهُ خَيْراً مِنْهُ

Artinya: “Jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah jalla wa ‘azza, maka Allah akan mengganti padamu dengan yang lebih baik.” (H.R. Ahmad).

Disebabkan itu pulalah ia masuk ke dalam syurga-Nya, seperti disebutkan di dalam hadits:

يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِى

Artinya: “Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Namun kalau kita masih mengikuti hawa nafsu kita, masih saja berbuat maksiat, bertindak jahiliyyah, berkata kotor, tidak suka membaca Al-Quran, tidak peduli dengan shalat malam (tarawih), tidak suka berbuat kebaikan, dan amalan-amalan baik lainnya. Bagaimana mungkin pintu Ar-Rayyaan itu terbuka menerima kita?

Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita di dalam sabdanya:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

Artinya: “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (H.R. Ath-Thabrani).

Tentu kita semua berharap dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan rangkaian lainnya karena Allah, serta dapat memasuki surga-Nya melalui pintu Ar-Rayyaan. Aamiin Yaa Rabb. (A/RS2/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0