Canberra, MINA – Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mendukung gagasan melarang anak-anak di bawah 16 tahun membuat akun dan menggunakan media sosial (Medsos).
Perdana menteri mendukung peningkatan usia minimum untuk pendaftaran akun Medsos dari 13 menjadi 16 tahun, dengan tujuan memberikan remaja lebih banyak waktu untuk menjadi dewasa tanpa menghadapi tekanan sosial online, menurutnya aktivitas online yang berlebihan di usia muda secara signifikan membahayakan kesehatan mental mereka.
“Yang kami inginkan adalah warga termuda Australia menghabiskan lebih banyak waktu di luar untuk berolahraga, berinteraksi satu sama lain dengan cara yang normal, dan lebih sedikit waktu online,” kata Albanese kepada radio Nova FM, dikutip Al Mayadeen Kamis (30/5).
“Dan salah satu cara untuk melakukannya adalah melalui pembatasan media sosial,” tambah Albanese.
Baca Juga: Keteguhan Iman di Tengah Arus Zaman: Refleksi Islami untuk Generasi Milenial
Ia menyebutkan, komentar kasar yang sering muncul di media sosial dapat merugikan orang dewasa dan bahkan berdampak lebih merugikan bagi anak-anak.
“Ini bisa sangat menghancurkan. Saya tidak melihat komentar di media sosial saya karena, jika saya melakukannya, saya akan kesulitan meninggalkan rumah di pagi hari. Orang-orang akan mengatakan sesuatu secara anonim. Itu mengerikan,” jelasnya.
Nova FM Australia sedang melakukan kampanye untuk menaikkan usia minimum pendaftaran media sosial menjadi 16 tahun, dan telah memulai petisi yang disebut “36 bulan.”
Petisi ini mendesak pemerintah untuk “menaikkan ambang batas usia kewarganegaraan media sosial” dengan menerapkan penundaan 36 bulan pada usia anak-anak dapat membuat akun, sehingga memberi mereka lebih banyak waktu untuk berkembang tanpa terpengaruh oleh media sosial.
Baca Juga: Pembebasan Baitul Maqdis: Perspektif Geopolitik dan Spiritual Islam
Perdana Menteri negara bagian di Queensland, Victoria, Australia Selatan, dan New South Wales juga mendukung kampanye untuk menaikkan usia minimum pendaftaran media sosial.
Periode Percobaan
Dalam menyikapi kampanye tersebut, Albanese menyoroti usulan uji coba pemerintah, yang mendapat alokasi dana sebesar 6,5 juta dolar pada anggaran pekan lalu. Uji coba ini berfokus pada langkah-langkah jaminan usia untuk situs website, terutama yang menampilkan konten dewasa.
Informasi yang tersedia terbatas mengenai uji coba yang akan dilakukan oleh kantor Komisaris eSafety, termasuk rincian seperti pengoperasiannya, penyertaan situs website tertentu, potensi keterlibatan platform media sosial, dan tanggal dimulainya masih belum jelas.
Baca Juga: Amalan Yang Baik bagi Orang Beriman
Biasanya, ketika mendaftar, platform media sosial meminta pengguna untuk memberikan tanggal lahir mereka, dan mereka biasanya melarang individu di bawah usia 13 tahun untuk mendaftar. Namun, pembatasan ini sering kali dapat dielakkan.
Perusahaan seperti Meta menggunakan metode alternatif untuk mengidentifikasi pengguna yang lebih muda, seperti menganalisis pola perilaku yang menunjukkan pengguna muda yang serupa, termasuk halaman yang mereka ikuti dan konten yang di posting pada hari ulang tahun mereka.
Di Australia, Instagram menawarkan langkah verifikasi usia di mana pengguna dapat mengonfirmasi bahwa mereka berusia di atas 18 tahun dengan mengunggah tanda pengenal, menggunakan alat penduga usia wajah video, atau meminta akun lain yang berusia di atas 18 tahun untuk menjaminnya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Inilah Tanda Orang Baik, Inspirasi dari Kisah Nabi Musa Belajar kepada Khidir