Phnom Penh, MINA – Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina bertemu dengan rekan sejabatnya dari Kamboja, Hun Sen, pada Senin (4/12) malam dalam sebuah kunjungan resmi ke negara Asia Tenggara itu.
Kedua pemimpin membahas krisis pengungsi Rohingya dan sejumlah isu utama lainnya.
Beberapa kesepakatan mengenai kerja sama perdagangan, ekonomi, dan teknis ditandatangani oleh pejabat dua negara dan disaksikan oleh kedua pemimpin setelah pertemuan bilateral mereka.
Hasina mengatakan bahwa dia dan Hun Sen membahas krisis pengungsi Rohingya, Bangkok Post melaporkan yang dikutip MINA, Selasa (5/12).
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Krisis Rohingya mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan kita,” dan Hasina meminta dukungan Hun Sen untuk solusi yang tahan lama terhadap krisis tersebut.
Hun Sen merespons postif permintaan Hasina untuk membantu menyelesaikan krisis Rohingya, dan ia secara khusus menyebut pemimpin Bangladesh itu sebagai ‘saudara perempuan’.
“Anda bukan hanya perdana menteri Bangladesh, Anda juga saudara perempuan saya, karena itulah saya memanggil Anda sebagai saudara perempuan saya,” kata Hun Sen usai pertemuan bilateral.
Lebih dari 620.000 Muslim Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh sejak pasukan keamanan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap mereka pada 25 Agustus.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Operasi yang berujung pada pembantaian dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) itu memicu krisis pengungsi terburuk di Asia dalam beberapa dasawarsa.
Hasina dijadwalkan kembali ke Dhaka pada Selasa (5/12). (T/R11/P1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
bangladesh-cambodia-leaders-meet-on-rohingya-other-issues">https://www.bangkokpost.com/news/asean/1372263/bangladesh-cambodia-leaders-meet-on-rohingya-other-issues
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza