Baghdad, MINA – Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi selamat dari upaya pembunuhan setelah pesawat tak berawak (drone) yang sarat dengan bahan peledak menargetkan kediamannya di ibukota, Baghdad, Ahad pagi (7/11).
Sumber keamanan mengatakan, Al-Kadhimi lolos tanpa cedera, tetapi setidaknya enam anggota pengawal pribadinya terluka dalam serangan itu. Al Jazeera melaporkan.
Pasukan keamanan Irak menembak jatuh dua pesawat tak berawak, sementara yang ketiga berhasil lolos dan mengenai kediaman al-Kadhimi di Zona Hijau Baghdad.
Zona Hijau meliputi gedung-gedung pemerintah dan kedutaan asing, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saad Maan kepada televisi pemerintah al-Iraqiya.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Al-Kadhimi tidak terluka, sementara beberapa orang di rumah menderita luka-luka. Mereka menerima perawatan,” ujar pejabat itu tanpa memberikan rincian.
Tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Al-Kadhimi mengimbau untuk tenang dan menahan diri dalam sebuah posting di Twitter.
“Saya baik-baik saja, Alhamdulillah, dan saya menyerukan agar semua orang tenang dan menahan diri demi kebaikan Irak,” katanya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Dia kemudian muncul di televisi Irak, duduk di belakang meja mengenakan kemeja putih dan tampak tenang. “Serangan roket dan drone pengecut tidak membangun tanah air dan tidak membangun masa depan,” ujarnya.
Presiden Irak Barham Salih menyebut serangan itu sebagai “agresi teroris” dan “kejahatan keji” terhadap Irak.
“Ini membutuhkan persatuan melawan pelaku kejahatan yang menargetkan keamanan negara ini dan keselamatan rakyatnya,” kata Salih di Twitter.
Serangan dini hari itu terjadi setelah dua hari aksi protes mematikan di ibukota Irak atas hasil pemilihan umum pada 10 Oktober.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Kelompok-kelompok yang memimpin protes adalah milisi bersenjata lengkap yang kehilangan banyak kekuasaan parlementer dalam pemilihan. Mereka menuduh ada kecurangan dalam pemungutan suara dan penghitungan suara. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan