Brussels, MINA – Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan, hukum internasional saat ini “benar-benar diinjak-injak dan dilanggar sekali lagi di Gaza” setelah Israel melancarkan serangan terbaru ke wilayah tersebut.
“Sangat penting bagi semua negara anggota dan juga Uni Eropa, untuk berpegang teguh pada prinsip-prinsip aturan internasional dan juga aturan internasional yang bersifat kemanusiaan,” kata Sanchez kepada wartawan menjelang pertemuan Dewan Eropa di Brussels pada Rabu (20/3).
“Ini berarti bahwa kita perlu mengutuk dengan suara sekeras-kerasnya, apa yang terjadi saat ini di Gaza,” tambahnya, sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor (MEMO).
Ia menegaskan, penting untuk membahas seharusnya negara-negara Arab membahas rekonstruksi Gaza dan bagaimana blok tersebut bergerak maju menuju solusi dua negara.
Baca Juga: Irlandia Desak Agresi Israel di Gaza Segera Diakhiri
“Ini adalah posisi Spanyol sejak awal perang ini dan tentu saja, kami akan bekerja dengan rekan-rekan Arab kami untuk bergerak maju dan mewujudkan … tujuan yang sangat adil bagi Palestina, yaitu memiliki negara sendiri,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Perdana Menteri Irlandia Michael Martin mengatakan, pemboman “mengejutkan” Israel di Gaza harus dihentikan. Ia juga mendesak Eropa untuk mengatakan “hentikan pembunuhan dan pembantaian.”
Ia mengatakan, pemboman yang terjadi menyebabkan kematian banyak orang tak berdosa, sementara pernyataan terbaru dari para pemimpin Israel tampaknya mengarah pada “hukuman kolektif terhadap warga Palestina di Gaza.”
“Ini sangat mengejutkan. Ini harus dihentikan. Eropa harus mengatakan hentikan pembunuhan dan pembantaian yang sedang terjadi di Gaza saat ini,” kata Martin, yang juga menghadiri pertemuan Dewan Eropa di Brussels.
Baca Juga: AS Anjlok ke Posisi Terendah Sepanjang Sejarah dalam Laporan Kebahagiaan Dunia
Para pemimpin Uni Eropa bertemu di Brussels selama dua hari untuk membahas daya saing dan menindaklanjuti Dewan Eropa khusus pada 6 Maret, yang diadakan untuk membahas perkembangan terkini di Ukraina dan langkah selanjutnya dalam pertahanan.
Martin mengatakan, ada kebutuhan untuk bergerak “dengan sangat cepat” ke fase kedua gencatan senjata, yang pada awalnya disetujui dan harus dipatuhi.
“Banyak orang telah kembali ke rumah mereka setelah gencatan senjata [19 Januari] dengan harapan bahwa mereka akan mengalami kedamaian dan keharmonisan, dan itu telah hancur oleh apa yang tampaknya merupakan pemboman yang sangat membabi buta,” tegasnya.
Lebih dari 700 warga Palestina syahid dan lebih dari 900 lainnya terluka dalam serangan udara terbaru Israel di Gaza sejak Selasa (19/3), mengakibatkan rusaknya perjanjian gencatan senjata yang sudah berlaku sejak Januari. []
Baca Juga: Turkiye Tahan 37 Pendukung Imamoglu Atas Unggahan “Provokatif” di Media Sosial
Mi’raj News Agency (MINA)