
Pembukaan perlintasan Rafah secara permanen menjadi salah satu poin kesepakatan gencatan senjata. foto : mirajnews.com
Gaza, 3 Dzulqadah 1435/30 Agustus 2014 (MINA) – Mousa Abu Marzouk, Wakil Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Hamas, telah mengungkapkan poin poin kesepakatan perjanjian gencatan senjata antara pihak Palestina dan Israel.
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza melaporkan, Jumat, Abu Marzouk, antaranya mengatakan Israel akan tetap membuka penyeberangan perbatasan dan memasukkan bantuan kemanusiaan dan bahan bahan rekonstruksi secara penuh.
“Barulah dua penyeberangan perbatasan yang akan digunakan yaitu Kareem Abu Salim atau penyeberangan di Erez Bayt Hanoun dan mengoperasikan penyeberangan ketiga lainnya akan dilakukan sesuai dengan kesepakatan berikutnya.
Berkenaan dengan daerah penangkapan ikan, Abu Marzouk menyatakan bahwa perjanjian yang telah disepakati, memungkinkan nelayan Gaza untuk menangkap ikan sejauh 6 mil laut, dan akan bertambah hinga 12 mil hingga akhir tahun.
Baca Juga: UNICEF Kritik Keras Rencana Israel-AS Awasi Distribusi Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza
Sedangkan dalam kaitannya dengan rekonstruksi Jalur Gaza, akan dibahas dalam konferensi yang akan diselenggarakan di Mesir bulan selanjutnya, dengan mengundang berbagai pihak terkait.
Konperensi akan membahas ikhwal membangun kembali apa yang telah dihancurkan penjajah selama agresinya terhadap Jalur Gaza yang berlangsung selama 51 hari.
“Dalam konferensi nanti, pemerintah rekonsiliasi Palestina akan mengajukan rekonstruksi secara penuh,” ucap Kepala Biro Politik Hamas.
Sedangkan tentang penjamin kesepakatan, Abou Marzouk mengatakan bahwa Mesir adalah satu satunya penjamin perjanjian.
Baca Juga: Presiden Palestina Bertemu Putin di Moskow
“Negosiasai akan diadakan lagi satu bulan setelah dimulainya gencatan senjata untuk menyelesaikan masalah yang telah dibahas,” tambahnya.
Sedangkan untuk pemasukan dana ke Jalur Gaza, serta pembayaran gaji 40 ribu pegawai pada pemerintahan sebelumnya yang belum dibayar, Abu Marzouk mengungkapkan, akan dicabut pembatasan masuknya aliran dana dari Israel, Eropa dan AS.
“Kemungkinan pembayaran akan dilakukan melalui pemerintahan rekonsiliasi yang sekarang ini sedang mengadakan rasionalisasi staf adminstrasi serta akan membayar mereka sesegera mungkin,” katanya.
Abou Marzouk dalam kesempatan ini juga mengungkapkan, salah satu alasan keterlambatan tercapainya perjanjian gencatan senjata adalah menyangkut target pembunuhan dari fihak Israel . “Saat perjanjian gencatan senjata sudah berlaku, masih memungkinkan Israel untuk melakukan pembunuhan para pemimpin perlawanan Hamas yang menjadi target-nya di Jalur Gaza, maupun di perbatasan Rafah,” jelasnya.
Baca Juga: Gaza Kehausan, 85 persen Fasilitas Air Hancur
Sementara itu para fihak dalam perundingan tak langsung di Kairo yang lalu, belum membahas masalah pembukaan perbatasan Rafah secara permanen, tetapi telah dijadwalkan akan ada pertemuan antara pihak Mesir dan Palestina untuk mementukan apa yang diperlukan buat membuka perbatasan tersebut sepenuhnya, seraya menyerukan pihak Palestina untuk segera menyelesaikan pengaturan teknisnya.
Sedangkan untuk zona penyangga pemisah antara fihak bersengketa, Abu Marzouk mengatakan gagasan tersebut telah dibatalkan atas dasar kesepakatkan bersama. (K01/P2)
Baca Juga: Survei: Sikap Warga Jerman terhadap Israel Makin Negatif