Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DEMONSTRASI DI KAMPUS-KAMPUS TOLAK REFERANDUM MESIR

Admin - Senin, 13 Januari 2014 - 04:04 WIB

Senin, 13 Januari 2014 - 04:04 WIB

318 Views ㅤ

Kairo, 10 Rabi’ul Awwal 1435/13 Januari 2014 (MINA) – Bentrokan terjadi antara polisi Mesir dan mahasiswa dalam demonstrasi yang terjadi di luar halaman beberapa perguruan tinggi seluruh Mesir, Ahad, yang menuntut kembali berkuasanya Presiden  Muhammad Mursi,  yang digulingkan militer.

Tokoh-tokoh mahasiswa menyatakan akan meningkatkan aksi menjelang referandum dua hari yang akan diadakan rezim berkuasa, Selasa dan Rabu,   untuk mengikhtiarkan pembenaran atas kudeta yang dilakukannya, melalui konstitusi baru,  yang mendapat penentangan luas dari rakyat.

Polisi anti huru hara Mesir menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran yang berbaris di luar Universitas Kairo, meneriakkan slogan-slogan melawan tentara dan polisi. Demikian Press TV yang dikutip Mi;raj ne2ws Agency (MINA), Senin.

Di tempat terpisah, polisi Mesir menembakkan gas air mata dan senjata senapan angin ke arah mahasiswa yang sedang berunjuk rasa di Universitas al-Azhar di distrik timur Kairo,  Nasr City.

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

Beberapa mahasiswa terluka dan sedikitnya 15 mahasiswi telah ditangkap polisi dalam bentrokan tersebut.

Seorang mahasiswi dikatakan dalam keadaan kritis setelah tertembak   di paras wajahnya.

Sebelumnya aksi unjuk rasa juga berlangsung di Ain Shams University di Kairo, pada 6 Oktober lalu dan University Mansoura di Mansoura, yang terletak sekitar 120 km (74 mil) timur laut Kairo.

Lebih dari 52 juta orang erhak memilih dalam jajak pendapat selama dua hari yang dijadwalkan akan dimulai pada Selasa (14/1).

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama

Panglima Angkatan Bersenjata Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, yang meimpin kudeta,  meminta rakyat Mesir untuk mendukung konstitusi yang sudah direvisi, antara lain encakup larangan bagi partai politik berdasarkan keagamaan.

Mesir telah mengalami kekerasan tak henti-hentinya sejak 3 Juli 2013, ketika tentara menggulingkan presiden terpilih secara demokratis pertama, Muhammad Mursi, membekukan konstitusi dan membubarkan parlemen. Mursi berasal dari partai berdasarkan keagamaan yang mayoritas dari Ikhwanul Muslimin. Organisasi Islam inipun telah dinyatakan penguasa sebagai organisasi terlarang dan teroris.

Para pendukung Presiden Mursi  telah menyerukan rakyat untuk memboikot referandum yang diadakan rezim berkuasa. (T/P012/IR)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

http://presstv.com/detail/2014/01/12/345249/egypt-police-promorsi-students-clash/

Rekomendasi untuk Anda