Bandar Lampung, MINA – Sarasehan Muharram 1440 H menjadi salah satu rangkaian agenda Tabligh Akbar 1440 H yang diselenggarakan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung. Acara tersebut digelar di Aula At-Taqwa Kompleks Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Muhajirun Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Sabtu (22/9).
Dalam acara tersebut, hadir dua orang pemateri. Yang pertama yakni Ketua Paguyuban Hapus Riba, Dwi Agus Wahyudi, S.E. dengan tema “Membangun Ekonomi Umat Tanpa Riba” dan yang kedua, Wakil Ketua ARIMATEA, Dr. Asragil Wibowo, M.A, M.Th. yang mengangkat tema “Advokasi Muslim atas Aksi Pemurtadan”.
Dalam penyampaiannya, Agus mengatakan indikator kesuksesan seseorang adalah ketika dia membeli sesuatu dengan uang hasil kerjanya, bukan riba. Dan kunci suksesnya adalah ridho Allah.
“Tidak ada suatu kejadian tanpa seizin Allah. Berhasilnya usaha anda karena Allah. Tidak ada yang berhasil tanpa Allah. Jalan untuk mencapai ridho Allah itu ada tiga, iman, amal sholih dan menghindari dosa,” katanya.
Baca Juga: Puluhan Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Tolak Gelar Doktor Bahlil
Sementara Asragil menjelaskan bahaya kritenisasi dan langkah yang perlu diambil ketika menyaksikan adanya aksi pemurtadan itu.
Langkah yang bisa dilakukan sebagai individu antara lain, perhatikan modus yang digunakan, perhatikan bentuk koalisi strategis dengan keluarga korban dan mereka yang peduli terhadap persoalan kristenisasi, serta berkonsultasi dengan pihak yang kompeten.
Adapun sebagai komunitas yang membentuk sebuah paguyuban anti kristenisasi, mereka akan saling berbagi informasi dan solusi dalam menghadapi persoalan kristenisasi dan berusaha menjadi unit advokat (pembelaan) kecil dan rehabilitasi akidah. (L/ism/B01).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pelatih Timnas Arab Saudi Puji Suporter Indonesia
Baca Juga: Banjir Rob Muara Angke Capai Satu Meter, Warga Dievakuasi