Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[POPULER MINA] Lebaran Idul Adha di Gaza dan Internet Korea Utara Lupuh 

Hasanatun Aliyah Editor : Sri Astuti - 39 menit yang lalu

39 menit yang lalu

1 Views

Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Jalur Gaza pada hari pertama Idul Adha (Foto : IG)

MINA – Informasi terkait lebaran Idul Adha di Gaza, Palestina dalam belenggu genosida penjajah Israel dan internet Korea Utara lumpuh atau mati total menjadi sorotan pembaca Minanews.net dalam sepekan edisi 2-8 Juni 2025.

Lebaran Idul Adha di Gaza 

Lebaran Idul Adha 1446 hijriah, jatuh pada tanggal 6 Juni 2025 masehi dimana umat Islam seluruh dunia memperingati kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan menyalurkan daging kurban kepada yang membutuhkan, namun tidak dengan umat Islam di Gaza, Palestina.

Berbeda dengan negara lain, sejak 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 605 hari sejak genosida sistematis oleh penjajah Zionis dimulai di Jalur Gaza, dibom, pembantaian, kekerasan terus ber eskalasi. Ketika dunia bersiap menyembelih hewan sebagai lambang kepatuhan spiritual, di Gaza, manusia yang dikorbankan.

Baca Juga: Pangeran MBS Desak Komunitas Internasional Hentikan Agresi Israel di Gaza

Mengutip Quds News Network (QNN), Jumat (6/6), pasukan Israel melakukan pembantaian baru pada hari pertama Idul Adha di dekat pusat distribusi bantuan dukungan AS-Israel di Rafah.

“Menurut sumber medis, jumlah korban tewas mencapai 42 orang, dengan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Para korban tersebar di berbagai rumah sakit di Gaza, yang kini kewalahan menangani korban akibat serangan ini,” demikian Aljazeera melaporkan.

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan bahwa serangan ini menambah panjang daftar pelanggaran terhadap warga sipil di wilayah yang telah diblokade selama lebih dari 16 tahun.

Pada Sabtu (7/6) pagi, hari kedua Idul Adha, sedikitnya 22 warga Palestina syahid akibat serangan udara dan tembakan pasukan penjajah Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza.

Baca Juga: Kapal Kemanusiaan Madeline Bertahap Dekati Pantai Gaza

Melansir Anadolu Agency, sebanyak 12 orang, termasuk empat anggota dari satu keluarga, tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka akibat serangan artileri Israel yang menyasar tenda-tenda pengungsi di sebelah barat Khan Younis, Gaza selatan.

Tujuh warga Palestina lainnya syahid dalam serangan udara Israel yang menghantam sebuah rumah yang menampung pengungsi di sebelah barat Kota Gaza.

Ini merupakan lebaran keempat bagi warga Gaza sejak Israel melancarkan perang pada Oktober 2023 yang digambarkan sebagai genosida, telah menewaskan hampir 54.700 warga Palestina dan menciptakan kondisi kelaparan akut.

Internet di Korea Utara Lupuh 

Baca Juga: MAPIM Kecam Sanksi AS terhadap Hakim ICC

Korea Utara dilaporkan mengalami pemadaman internet secara menyeluruh pada Sabtu (7/6), dengan seluruh jalur koneksi ke luar negeri tidak dapat diakses sejak pagi hari waktu setempat.

Sejumlah situs resmi milik pemerintah Korea Utara, termasuk kantor berita negara Korean Central News Agency (KCNA) dan situs Kementerian Luar Negeri, dilaporkan tidak bisa diakses. Gangguan ini memutus konektivitas digital Korea Utara dengan dunia luar, termasuk jalur utama yang melalui China dan Rusia.

Junade Ali, seorang peneliti siber asal Inggris yang secara aktif memantau aktivitas internet Korea Utara, menyebut bahwa gangguan ini bersifat besar dan menyeluruh.

“Gangguan besar sedang terjadi di jaringan internet Korea Utara, mempengaruhi semua jalur, baik dari China maupun Rusia,” ujarnya, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (7/6).

Baca Juga: Universitas Michigan Sewa Detektif Swasta Pantau Mahasiswa Pro-Palestina

Sementara itu, pihak Kepolisian Korea Selatan dari Pusat Respon Teror Siber yang biasanya memantau aktivitas siber Korea Utara, belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait gangguan tersebut.

Korea Utara dikenal sangat tertutup dalam sistem komunikasinya. Hanya sebagian kecil elit pemerintah yang memiliki akses internet global, dan itu pun sangat terbatas serta diawasi ketat. Koneksi internet ke negara itu terutama didukung oleh infrastruktur dari China, dengan dukungan tambahan dari Rusia.

Kondisi ini menimbulkan berbagai spekulasi internasional, mengingat negara tersebut sebelumnya juga pernah memutuskan akses internet secara nasional sebagai bagian dari pengamanan atau kontrol internal. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Trump: Zelensky Beri Putin Alasan untuk Bom Ukraina Habis-habisan

 

Rekomendasi untuk Anda