Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, Menristek Minta Masyarakat Tak Panik Tetapi Tetap Waspada

Rana Setiawan - Kamis, 1 Oktober 2020 - 01:07 WIB

Kamis, 1 Oktober 2020 - 01:07 WIB

5 Views

Jakarta, MINA – Beberapa hari terakhir berbagai media massa mengangkat topik mengenai potensi gempa megathrust yang kemungkinan menyebabkan tsunami mencapai ketinggian 20 meter di Pantai Selatan Pulau Jawa.

Potensi kejadian tersebut merupakan hasil penelitian potensi tsunami di Pantai Selatan Jawa, yang dilakukan oleh berbagai institusi.

Riset penelitian tersebut telah terbit di Jurnal Nature Scientific Report pada Kamis (17/9). Tak heran jika banyak berita muncul mengenai potensi tsunami di selatan Jawa tersebut.

Untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi kepada masyarakat terkait isu tersebut, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) mengadakan Konferensi Pers Virtual, Rabu (30/9).

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Hadir pada acara tersebut Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro serta para pakar yang juga peneliti dari ITB, LIPI, BNPB dan BMKG.

“Perlu dipahami bahwa kita tinggal di wilayah sabuk api atau mempunyai potensi bencana alam gunung meletus, gempa bumi dan tsunami,” ujar Menristek saat membuka acara tersebut.

Hanya saja, bencana gempa bumi memang ada kemungkinan menimbulkan tsunami.

Namun, menurut Bambang Brodjonegoro, dari segi keilmuan sampai saat ini belum ada metodologi atau teori yang bisa memprediksi akan atau kapan terjadi gempa.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

“Gempa belum bisa diprediksi dari awal. Jadi, dari riset ini untuk kita lebih waspada dan antisipatif terhadap gempa dan tsunami,” tegas Menteri Bambang.

Tingkatkan kewaspadaan bagi masyarakat Tak hanya itu saja, Menristek juga mengungkapkan bahwa kajian ini menuntut kita untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Namun, dengan penjelasan dan klarifikasi ini Menteri Bambang berharap agar mampu meredam dampak dari riset peneliti ITB.

Masyarakat diminta untuk tidak panik tetapi tetap waspada.

Sementara penjelasan dari salah satu tim peneliti ITB, Sri Widiyantoro mengatakan, riset ini dimulai dari rasa keingintahuan setelah ada makalah dari Amerika pada 2016 mengenai tsunami di Pangandaran. Namun untuk lokasi Megathrust itu secara pasti belum bisa dipastikan. Hanya pihaknya memprediksi di selatan Pulau Jawa sebelah barat dan sebelah timur.

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

“Di dalam ilmu gempa bumi, maka gempa itu tidak bisa diprediksi sampai sekarang. Kalaupun bisa maka itu tsunami yang dibuat dengan berbagai skenario,” jelasnya.(R/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia