Presiden Burundi Wafat, Serangan Jantung

Gitega, MINA – Pemerintah mengumumkan, Presiden Pierre Nkurunziza, 55 tahun, yang sudah wafat, meninggal karena serangan jantung.

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Twitter pada Selasa (9/6), pemerintah mengumumkan, “dengan kesedihan yang besar bagi rakyat Burundi dan masyarakat internasional” atas meninggalnya Presiden.

Menurut pernyataan itu, Nkurunziza telah menghadiri pertandingan bola voli pada Sabtu sore (6/6) dan dibawa ke rumah sakit malam itu setelah jatuh sakit.

Meskipun ia tampak pulih pada hari Ahad dan berbicara kepada orang-orang di sekitarnya, kondisinya tiba-tiba memburuk pada Senin pagi (8/6). Dia kemudian menderita serangan jantung. Meskipun dilakukan upaya resusitasi dengan segera, dokter tidak dapat menghidupkannya kembali.

Nkurunziza meninggal di sebuah rumah sakit di Karuzi, Burundi timur.

Pemerintah mengatakan akan ada masa berkabung nasional selama tujuh hari mulai Selasa dan bendera akan dikibarkan setengah tiang.

Malcolm Webb dari Al Jazeera, yang melaporkan dari ibu kota Kenya, Nairobi, mengatakan, penyebab kematian ditanggapi dengan skeptis di antara beberapa warga Burundi di media sosial dan di tempat lain.

“Sekitar 10 hari yang lalu, Denise Nkurunziza, ibu negara Burundi, terbang ke Nairobi untuk perawatan medis, tetapi banyak pers lokal di sini melaporkan bahwa dia menderita COVID-19,” katanya.

“Jadi sekarang tentu saja akan ada banyak spekulasi dan tebakan dari orang-orang Burundi, dari diaspora tentang klaim ini bahwa presiden mengalami serangan jantung,” lapor Webb.

Bulan lalu, Burundi mengusir perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tengah kritik atas penanganan pemerintah terhadap pandemi virus corona. (T/RI-1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.