Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PRESIDEN GAMBIA DEKLARASIKAN NEGARA ISLAM

Rudi Hendrik - Ahad, 13 Desember 2015 - 13:31 WIB

Ahad, 13 Desember 2015 - 13:31 WIB

542 Views

Presiden Gambia Yahya Jammeh. (Foto: DR)
Presiden <a href=

Gambia Yahya Jammeh. (Foto: DR)" width="618" height="347" /> Presiden Gambia Yahya Jammeh. (Foto: DR)

Banjul, 2 Rabi’ul Awwal 1437/13 Desember 2015 (MINA) – Presiden Gambia mendeklarasikan negara Afrika Barat itu sebagai republik Islam dan mengatakan, keputusan itu dibuat karena Islam adalah agama mayoritas.

Presiden Yahya Jammeh menyatakan deklarasi itu di akhir rapat umum politik yang diselenggarakan pada Jumat di desa pesisir Brufut, sekitar 15 km sebelah barat dari ibukota Banjul.

“Sejalan dengan identitas agama dan nilai-nilai negara, saya menyatakan Gambia sebagai negara Islam,” kata pemimpin Gambia itu, demikian Al-Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Sekitar 90 persen dari 1,8 juta orang penduduk Gambia adalah Muslim. Negara ini mendapat kemerdekaan dari Inggris pada 1965.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Gambia tidak bisa melanjutkan warisan kolonial,” kata Jammeh.

Dalam upaya untuk menghilangkan ketakutan agama minoritas, Jammeh mengatakan, hak-hak komunitas Kristen Gambia akan dilindungi.

“Kami akan menjadi negara Islam yang akan menghormati hak-hak semua warga negara,” katanya.

Namun ketua lembaga Islam di negara itu belum menyatakan mendukung deklarasi tersebut.

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

“Kami belum bertemu, belum membahas lebih lanjut pengumuman Presiden,” kata Ketua Dewan Tertinggi Islam Imam Momodou Lamin touray.

Tokoh oposisi Hamat Bah dari Partai Rekonsiliasi Nasional mengkritik keputusan tersebut.

“Ada klausul konstitusional yang mengatakan bahwa Gambia adalah negara sekuler,” kata Hamat. “Anda tidak dapat membuat deklarasi tersebut tanpa melalui referendum,” tambahnya.

Pemerintahan Jammeh secara teratur telah dikritik oleh Inggris dan negara-negara Barat lainnya karena dituding melanggar hak asasi manusia. Jammeh memerintah Gambia sejak merebut kekuasaan pada 1994.

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

Pengumuman Jammeh itu muncul setelah Gambia pada Rabu lalu berniat menampung pengungsi Rohingya sebagai bagian dari “tugas suci” untuk meringankan penderitaan sesama Muslim yang melarikan diri dari penindasan di Asia Tenggara.

Pemerintah negara Afrika Barat itu mengimbau negara-negara di wilayah Asia untuk mengirim pengungsi Rohingya ke pantai Gambia dan Jammeh mengatakan akan mengatur mereka di kamp-kamp pengungsi. (T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Palestina
Internasional
Dunia Islam