Banjul, MINA – Ke-57 negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) menyampaikan apresiasi peran Gambia dalam membela Rohingya di tingkat Mahkamah Internasional.
“KTT ini juga menegaskan kembali dukungan OKI terhadap hak masyarakat Jammu dan Kashmir untuk menentukan nasib sendiri, serta perhatian khusus OKI terhadap komunitas Muslim dan minoritas di Negara-negara Anggota, khususnya terhadap isu komunitas Muslim Rohingya,” kata Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha saat menyampaikan pidato penutup KTT OKI ke-15 di Banjul, Ahad (5/5). Media Gambia, The Point, melaporkan.
“Konferensi ini menghargai peran perintis yang dimainkan Gambia dalam membela isu Rohingya, serta upaya yang dilakukan Bangladesh dan negara-negara lain dalam menampung pengungsi Rohingya. Resolusi-resolusi yang diadopsi dalam Konferensi telah memperkuat solidaritas dan persatuan yang mengikat Negara-negara Anggota OKI,” tambahnya
Ia juga menyatakan terima kasih sebesar-besarnya kepada Presiden Barrow atas “kepimpinannya dalam memimpin KTT ini, dan atas semua kondisi yang disediakan oleh Gambia untuk menyukseskan Konferensi ini.”
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Pertemuan yang dilaksanakan sejak Selasa, 29 April itu, mengeluarkan Resolusi tentang Perjuangan Palestina dan Al-Quds Al-Sharif, serta Komunike Akhir yang mencakup seluruh isu politik, kemanusiaan, hukum, ekonomi, budaya, sosial dan media dalam agenda KTT tersebut selain Deklarasi Banjul.
OKI menuntut penghentian segera agresi Israel terhadap Jalur Gaza, serta memfasilitasi pengiriman bantuan yang memadai dan berkelanjutan ke Jalur Gaza, dan melanjutkan tindakan untuk mendukung hak Palestina memperoleh keanggotaan penuh di PBB, yang mengarah pada untuk perwujudan Negara Palestina, dengan Al-Quds Al-Sharif sebagai ibu kotanya.
Konferensi ini juga memberikan perhatian khusus untuk mempromosikan hak-hak perempuan, anak-anak, orang-orang berkebutuhan khusus dan pemuda, meningkatkan kerja sama ekonomi, pertukaran perdagangan serta pertanian untuk mendukung ketahanan pangan dan melindungi lingkungan.
Selain itu, Konferensi membahas Islamofobia dan kebencian agama, serta peningkatan upaya dan kerja sama internasional untuk melawan fenomena ini. Dalam hal ini, OKI menekankan perlunya meningkatkan dialog dan saling pengertian antar agama dan budaya.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun di Penjara, Amerika Bebaskan Saudara laki-laki Khaled Meshaal
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia