Jakarta, 25 Dzulhijjah 1437/27 September 2016 (MINA) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, sebagai negara yang besar Indonesia harus mempunyai citra dan reputasi yang positif di dunia Internasional.
Sehingga dengan reputasi positif itu, kata Jokowi, bukan hanya memperkuat kebanggaan identitas Indonesia sebagai bangsa, tetapi sekaligus juga meningkatkan daya saing Indonesia dibandingkan negara-negara yang lain.
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta agar digarap habis-habisan nation branding Indonesia sebagai strategi untuk meningkatkan daya saing negara, baik di bidang investasi, perdagangan, maupun pariwisata.
“Nation branding juga bisa kita gunakan sebagai instrumen kekuatan lunak atau soft power dalam membangun hubungan dunia luar untuk diplomasi,” kata Presiden Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (27/9). Demikian dilaporkan Kementerian Luar Negeri RI, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Hikmah Kisah Maryam, Usaha Maksimal untuk Al-Aqsa
Presiden mengingatkan, Indonesia tidak boleh tertinggal dan harus segara mengambil langkah-langkah yang konkret dalam rangka memperkuat citra positifnya di dunia internasional.
Dalam pandangan Presiden, selama ini dalam membangun nation branding, kementerian-kementerian masih berjalan sendiri-sendiri.
Demikian juga dalam membangun citra positif Indonesia di dunia internasional, menurut Presiden, cenderung terpisah-pisah, terkotak-kotak, dan berjalan sendiri-sendiri. Bahkan dalam melakukan promosi maupun pameran di luar negeri, setiap kementerian juga belum terorganisasi dan terkonsolidasi dengan baik.
Oleh sebab itu, Presiden meminta agar egosentrisme dalam membangun strategi nation branding harus segera diperbaiki dan dikoreksi bersama-sama.
Baca Juga: Perintah Membaca Sebelum BebasKan Al-Aqsa
“Kita lakukan konsolidasi sehingga kita mampu nantinya bersaing dengan negara-negara yang lain. Saya juga minta agar soft power diperkuat melalui diplomasi kebudayaan, pengenalan kuliner Indonesia, dan juga melalui promosi melalui olahraga,” pinta Presiden.
Presiden mengingatkan bahwa membangun nation branding bukan sebatas membuat logo, tagline, atau slogan. Namun nation branding adalah upaya bersama penyelenggara negara maupun dari warga negara untuk mewujudkan sekaligus menjaga citra dan persepsi positif negara Indonesia.
“Citra positif harus dijaga dengan cara memberikan pelayanan yang baik, cepat, dan profesional,” tutur Presiden seraya menekankan bahwa diferensiasi, positioning, branding Indonesia bukan sekedar logo, slogan, dan tidak boleh berhenti pada citra positif di iklan, melainkan betul-betul bisa dijumpai dalam realitas sehari-hari. (T/P008/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H