Khartoum, 28 Jumadil Akhir 1437/7 April 2016 (MINA) – Presiden Sudan Omar Hassan Al-Bashir mengumumkan, dirinya akan meninggalkan kekuasaannya pada 2020.
Presiden Bashir mengatakan, akan membuka lembaran baru bagi Presiden Sudan selanjutnya.
Presiden juga menyinggung tudingan di masa pemilihan presiden tahun lalu yang menuduhnya ingin terus berkuasa untuk menghindari Pengadilan Pidana Internasional (ICC).
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Khartoum melaporkan, Presiden mengaku tidak khawatir tentang tuduhan yang dibuat oleh ICC.
Baca Juga: Albania Tolak Terima Pengungsi Palestina
ICC telah menuding Bashir melakukan kejahatan perang dan genosida di Darfur.
Dia juga menegaskan bahwa masyarakat luas masih menyambut baik kunjugannya ke Darfur beberapa hari yang lalu.
“Ini menandakan bukti bahwa berita-berita penindasan yang dicapkan oleh pengadilan internasional tersebut masih harus ditelusuri kembali keabsahannya,” kata Bashir.
Presiden juga mengatakan, dakwaan ICC tidak mempengaruhi kunjungannya sebagai presiden ke beberapa negara penting seperti Cina, Africa Selatan, dan terakhir Indonesia.
Baca Juga: Selandia Baru Wajibkan Warga Israel Ungkap Rincian Dinas Militernya saat Ajukan Visa
Melalui wawancaranya dengan BBC, Bashir memperingkatkan dunia Barat dan Amerika Serikat agar bersikap adil dalam menilai situasi di Sudan, karena Pemerintah telah membuat banyak upaya untuk membawa perdamaian, khususnya di wilayah konflik di Kordofan Selatan, Nil Biru, dan Darfur. (L/K06/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UEA akan Investasi USD 10 Juta di Perusahaan Senjata Israel