New York, MINA – Profesor dan penulis Amerika Serikat (AS) James Petras pada Selasa (9/4) mengatakan, Presiden Donald Trump akan gagal memberikan senjata nuklir kepada Arab Saudi, sementara rencananya ditentang oleh Eropa.
Sebelumnya Pemerintahan Trump dilaporkan telah menyetujui enam otorisasi yang memungkinkan perusahaan-perusahaan AS diam-diam memberikan teknologi nuklir atau bantuan teknis kepada Arab Saudi.
Menurut sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh Departemen Energi AS dan dilihat oleh Reuters pada Rabu pekan lalu, perusahaan-perusahaan AS telah meminta pemerintahnya menjaga kerahasiaan persetujuan mereka.
Namun, upaya Trump untuk mengamankan kesepakatan energi nuklir dengan Saudi telah memicu kekhawatiran di Kongres, terutama setelah terjadi pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di Istanbul tahun lalu.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Ada oposisi yang sangat kuat terhadap AS yang memasok bahan nuklir ke Saudi karena mereka tidak dapat diandalkan sejauh perannya di Timur Tengah,” kata Profesor Petras saat wawancara dengan Press TV, Selasa.
“Trump sangat mendukung penyediaan senjata nuklir untuk Saudi, tetapi saya tidak yakin bahwa Trump akan dapat mendorong program nuklir ini karena ditentang oleh setiap negara di Eropa. Saya pikir itu memiliki sekitar 50-50 peluang untuk memasok pemerintah Saudi dengan itu,” katanya.
Di AS sendiri, desakan Arab Saudi bahwa ia harus diizinkan memproduksi bahan bakar nuklirnya sendiri daripada mengimpornya, telah menimbulkan kekhawatiran di antara para pakar industri dan beberapa Anggota Kongres AS.
Kongres telah mengevaluasi kembali hubungan AS-Saudi sejak kematian Khashoggi.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Skeptisisme di Kongres tentang apakah Arab Saudi bisa menjadi mitra tepercaya telah berkembang sejak pembunuhan mengerikan itu. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan