Jakarta, MINA – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Prof. Dante Harbuwono mengatakan, menjaga kesehatan mata sejak dini adalah investasi masa depan.
Menurutnya, melalui penglihatan, anak-anak mulai belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
“Adanya gangguan penglihatan dapat berdampak pada perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak-anak kita,” kata Prof. Dante, dikutip Ahad (13/10).
Menurut data International Agency for the Prevention of Blindness pada 2021, sekitar 165 juta anak di seluruh dunia mengalami rabun jauh. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat menjadi 275 juta anak pada 2050.
Baca Juga: Ruqyah, Kunci Kesehatan Jiwa dan Kedamaian Hati
Sementara di Indonesia sebanyak 3,6 juta anak mengalami kelainan refraksi, dan jumlah ini berpotensi terus meningkat. Diperkirakan 3 dari 4 anak dengan kelainan refraksi belum mendapatkan koreksi dengan kacamata.
Prof. Dante mengajak masyarakat untuk menjaga penglihatan generasi masa depan menuju Indonesia Emas 2045 dengan melakukan pencegahan dan deteksi dini.
“Saya mengajak kita semua untuk terus melakukan pencegahan, deteksi dini, serta pengobatan gangguan penglihatan pada anak,” lanjut Prof. Dante.
Deteksi dini gangguan penglihatan di masyarakat sangat penting dilakukan untuk menemukan kasus sedini mungkin, sehingga dapat ditindaklanjuti segera. Hal ini agar tidak terjadi keterlambatan penanganan yang dapat memperberat kondisi atau mengakibatkan kebutaan.
Baca Juga: Bahaya Bullying, Tinjauan Ilmiah dan Perspektif Islam
Berdasarkan data Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB), prevalensi kebutaan di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) berada pada peringkat kedua nasional sebesar 4,4%, dengan sekitar 78,1% kebutaan disebabkan oleh katarak.
Di NTB, kasus katarak kurang lebih 37.500-an kasus 29.300-an di antaranya katarak. Data tahun 2020 disampaikan juga bahwa 15,81% terjadi kasus refraksi penglihatan pada anak. Daerah Lombok Barat dari survei-survei spontan yang dilakukan terhadap 400 anak, terdapat 25% mengalami gangguan penglihatan
Terkait hal tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi mengatakan, Pemerintah Provinsi NTB memberikan perhatian serius terhadap penanganan masalah kesehatan mata di wilayah tersebut.
“Angka 25% gangguan penglihatan pada anak ini dapat terus meningkat. Karena itu, upaya pencegahan perlu dilakukan untuk menghindari potensi sebagai kontributor ancaman kebutaan,” jelasnya.
Baca Juga: Manfaat Susu bagi Kesehatan
Deteksi dini pada anak juga telah dilaksanakan di 13 sekolah yang ada di Kabupaten Lombok, Provinsi NTB. Sebanyak 496 anak melakukan pemeriksaan tersebut dan 112 di antaranya positif mengalami kelainan refraksi. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Lakukan Operasi Jantung Robotik untuk Pertama Kalinya