Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof.Din Proklamasikan Sikap Loyal-Kritis

sajadi - Senin, 21 Oktober 2019 - 10:48 WIB

Senin, 21 Oktober 2019 - 10:48 WIB

9 Views

Sidoarjo, MINA – Ketua Dewan Pertimbangan MUI Prof M. Din Syamsuddin menyatakan sikap politiknya dengan memproklamasikan diri sebagai warga negara yang loyal-kritis terhadap penyelenggara negara.

“Di tempat ini dan di tanggal ini, saya memproklamirkan diri sebagai warga negara yang tetap loyal pada negara dan kritis terhadap penyelenggara negara,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam Pengajian Akbar di Pondok Pesantrean Al Fattah, Buduran, Sidoarjo, Ahad (20/10).

Pernyataan itu disampaikan Din bersamaan dengan hari pelantikan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Periode 2019-2024, demikian dikutip dari PWMU.co, Senen (21/10).

“Ikut loyal terhadap negara yang ikut didirikan umat Islam yang berdasarkan Pancasila ini. Termasuk loyal terhadap pemerintah sah yang dipilih secara demokratis, jujur, dan adil berdasarkan konstitusi. Tapi tetap kritis. Karena kritis itu bagian dari amar makruf nahi mungkar,” tegasnya.

Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman

Din bertekad mengkritisi terhadap penyelenggara negara, baik eksekutif, maupun legislatif dan yudikatif yang menampilkan kebijakan menyimpang dari cita-cita dasar pendirian negara. “Apalagi jika mereka menyalahgunakan kekuasaan dan korup,” ucapnya.

Menurut Din, loyal-kritis adalah sikap yang tidak segan-segan mengritik berbagai bentuk penyimpangan, kecurangan, atau ketidakjujuran dalam penyelenggaraan negara. “Bagi umat Islam, sikap loyal kritis itu adalah penjelmaan dari amar makruf nahi mungkar,” tegasnya.

Ia menjelaskan, adanya kelompok kritis di tubuh bangsa sangat penting, karena jika rezim dibiarkan berkuasa sendiri tanpa kontrol maka mereka akan cenderung otoriter.

“Demokrasi menuntut adanya oposisi, tanpa oposisi rezim akan bertindak semau sendiri,” ucapnya.

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

Bagi Din, sikap ini adalah watak dasar Persyarikatan Muhammadiyah yang pernah dipimpinnya selama sepuluh tahun (2005-2015). (T/Sj/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

Rekomendasi untuk Anda