Jakarta, MINA – Mantan Ketua Umum MUI Prof Din Syamsuddin menuturkan, peluncuran buku mengenang Azyumardi Azra dengan judul “Melepas Muazin Bangsa”, Jumat malam (28/10), sangat bermakna.
Acara itu digagas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Dewan Pers secara daring dan luring di kantor PWI Pusat dan mendapat perhatian besar dari kalangan pers dan masyarakat unum.
Din Syamsuddin pun memberikan apresiasi kepada PWI dan Dewan Pers atas inisiatifnya dengan menggelar peringatan 40 hari Azyumardi Azra dengan melakukan peluncuran buku tersebut.
“Selain karena almarhum yang kita peringati kewafatannya 40 hari yang lalu juga saya ikut memberikan apresiasi kepada PWI juga Dewan Pers atas inisiatif ini,” kata Din Syamsuddin yang hadir secara virtual dari Lombok.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Dia terkenang ketika sama-sama di bangku kuliah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama Azyumardi Azra yang sudah dia anggap sebagai saudara.
“Saya lebih menganggapnya bukan hanya seorang sahabat, tetapi seorang saudara yang sangat dekat. Kami sama-sama memulai pendidikan tinggi di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 76, beliau di Fakultas Tarbiyah, saya di Fakultas Ushuluddin,” katanya.
Cendikiawan muslim Indonesia ini menceritakan ihwal beasiswa ke Amerika Serikat yang didapat dari Menteri Agama di tahun 70an bersama Azyumardi Azra.
“Sejak itulah hingga sama-sama dikirim ke Amerika Serikat oleh pemerintah khususnya Menteri Agama Munawir Syadzali. Kami sangat-sangat dekat sekali,” ucapnya.
Baca Juga: Lomba Mewarnai dan Menggambar Al-Aqsa Meriahkan Festival Baitul Maqdis di Samarinda
“Walaupun saya di pantai barat di UCLA, beliau di pantai timur New York, tapi sering berkomunikasi lewat telepon, belum ada HP waktu itu dan belum juga ada email,” imbuhnya.
Ia juga mengenang pada masa era reformasi hampir setiap pekan bersama Azyumardi Azra ke Gedung PWI.
“Teringat tahun 1994 sampai era reformasi saya menjadi anggota Dewan Kehormatan PWI dan sering setiap pekan bersidang di dalam juga terkait dengan almarhum,” ujarnya.
Kenangan Ketua Umum PWI
Baca Juga: Kedatangan Ulama Asal Palestina Disambut Meriah Santri Al-Fatah Lampung
Ketua PWI Atal Sembiring Depari menyampaikan meninggalnya mantan ketua Dewan Pers, Prof. Azyumardi Azra, menyisakan kenangan yang indah bagi PWI maupun Dewan Pers.
“Kepergiaan almarhum menyisakan kenangan singkat yang teramat indah dan berkesan sebagai Ketua Dewan Pers maupun sebagai anggota PWI dengan media Panji Masyarakat,” kata Atal dalam sambutannya.
Hadir dalam agenda itu, tokoh pers seperti Wakil Ketua Dewan Pers, Muhamad Agung Dharmajaya, Ismet Rauf Dewan Penasehat PWI yang juga Pemimpin Redaksi Kantor Berita MINA, dan tokoh lainnya.
Atal menambahkan, dilansir rmol.id, kartu PWI seumur hidup telah diserahkan kepada Azyumardi Azra yang kala itu bertepatan dengan telah terbit keputusan presiden tentang posisinya selaku Ketua Dewan Pers.
Baca Juga: Brebes Luncurkan Gerakan Kencana: Perkuat Kesiapsiagaan Bencana
“Kartu PWI seumur hidup diserahkan kepada bapak Azyumardi Azra pada tanggal 18 Mei 2022, bersamaan dengan terbitnya kepres Dewan Pers,” katanya.
Dia mengenang Prof. Azyumardi Azra ketika baru menjadi Ketua Dewan Pers dan mendadak mendatangi PWI Pusat yang berada di bawah lantai kantor Dewan Pers.
“Prof. Azyumardi Azra suatu ketika turun dari lantai 7 gedung Dewan Pers ke tempat ini ke ruangan ini. Kami duduk bersama pengurus lain di ruamg sidang ini. Apa kata pak Azyumardi, saya mau lihat kantor organisasi saya. Karena saya sangat terkejut, dan saya bilang, Pak Prof harusnya saya yang datang ke lantai 7,” ucapnya.
“Dan terungkaplah bagaimana bangganya almarhum kembali menjadi anggota PWI,” imbuhnya.
Baca Juga: Distribusi Logistik untuk Korban Erupsi Lewotobi, TNI AL Siapkan 2 Kapal Perang
Atal menngatakan, Azyumardi Azra mengaku bangga dengan kepemilikan kartu PWI seumur hidup yang diberikan kepadanya.
“Di kampus saya yang paling tinggi, profesor, rektor, tapi saya lebih bangga memegang kartu biru ini, kata beliau, sembari memamerkan kartu PWI-nya, terimakasih prof sahut kami,” urainya.
“Serentak tak menduga, dan kami merasakan dia sangat bangga dengan kartu itu. Karena, Prof Azyumardi memang wartawan tahun 80-an sampai akhir hayatnya dia menulis tiap hari di Kompas di Republika, karena itu dia sangat bangga dengan kartu PWI-nya,” tambahnya.
Pihaknya mendoakan agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Baca Juga: Tragedi Longsor Purworejo: Empat Korban Satu Keluarga Ditemukan Meninggal
“Mudah-mudahan Allah SWT memaafkan semua kesalahannya menerima amal ibadahnya dan dijadikan kuburnya taman dari taman syurga Allah SWT dan semoga doa yang kita panjatkan dikabulkan oleh Allah SWT,” pungkasnya.
“Melepas Muazin Bangsa” berisi kenangan tentang almarhum Azyumardi Azra, berupa bunga rampai tulisan Dhimam Abror Djuraid yang sekaligus sebagai editor, serta penulis lain di antaranya Atal S Depari, Akmal Nasery Basral, Ilham Bintang, Rajab Ritonga, Todung Mulya Lubis, Hendry Ch Bangun, Wina Armada, dan lainnya.(R/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ponpes Al-Fatah Harap Kerja Sama dengan Muspika Cileungsi Berlanjut