Jakarta, MINA – Tokoh Muhammadiyah sekaligus cendekiawan muslim Muhammad Din Syamsuddin mengatakan bahwa Debat Calon Presiden (Capres) ke-2, pada Ahad (7/1) malam yang disiarkan Tv secara luas menarik dikomentari untuk disimpulkan sebagai pilihan politik.
“Dari debat itu dapat diketahui wawasan masing-masing Capres tentang dinamika global, kebijakan luar negeri, dan masalah pertahanan dan ketahanan nasional,” kata Din dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (8/1).
Menurutnya, dari debat itu mengisyaratkan argumentasi berbasis data, baik yang terbuka maupun yang tersembunyi. Tampak sekali dari debat itu menunjukkan ada dua orientasi kepemimpinan: dinamis-progresif dan konservatif-konvensional, atau dalam ungkapan lain: pro perubahan dan pro status quo.
Yang pertama akan membawa Indonesia menjadi negara besar dan pemain kunci di pentas global, yang kedua cenderung mempertahankan yang sudah ada, karena Indonesia dianggapnya sudah baik-baik saja.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
“Saya memberi poin tinggi kepada Capres Anies Baswedan dan Capres Ganjar Pranowo sebagai sosok pemimpin dinamis-progresif, dan relevan untuk membawa Indonesia dapat tampil sebagai penentu arah perubahan peradaban dunia masa depan,” ujar Din.
Keduanya segar dan berpegang pada nilai yang benar. Di luar itu, dari debat tampak perbedaan watak pemimpin: Antara yang rasional dan yang emosional, atau antara yang bijak bestari dan yang grusa-grusu.
(R/R4/P1)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Mi’raj News Agency (MINA)