Protes Mahasiswa Pro-Palestina Menyebar di Eropa

Sejumlah mahasiswa Universitas Amsterdam, Belanda, pro-Palestina berdiri mengibarkan bendera Palestina di atas tumpukan barikade, Senin malam, 6 Mei 2024. (Foto: dok. Turkiye Newspaper)

Protes mahasiswa yang menuntut universitas memutuskan hubungan dengan Israel sehubungan dengan perang Gaza menyebar ke seluruh Eropa barat pada Selasa, 7 Mei 2024, memicu bentrokan dan puluhan penangkapan baru.

Mahasiswa di berbagai universitas Eropa, yang terinspirasi oleh demonstrasi yang sedang berlangsung di kampus-kampus Amerika, telah menduduki aula dan fasilitas, menuntut diakhirinya kemitraan dengan lembaga-lembaga Israel karena serangan Israel terhadap Gaza.

Beberapa ratus pengunjuk rasa melanjutkan demonstrasi di sekitar kampus Universitas Amsterdam, di mana polisi pada malam sebelumnya terekam sedang menyerang mereka dengan pentungan dan menghancurkan tenda mereka setelah menolak meninggalkan lokasi.

Ketika protes berlanjut pada Selasa malam, para demonstran memasang penghalang untuk mengakses rute yang diawasi oleh pasukan polisi dalam jumlah besar.

Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa total 169 orang telah ditangkap ketika petugas membubarkan protes pada Senin malam.

Semuanya telah dibebaskan kecuali dua orang yang masih ditahan karena dicurigai melakukan pelanggaran ketertiban umum.

Baca Juga:  Menlu Finlandia Tekankan Israel Hormati Hukum Internasional

Kekerasan sempat meletus pada hari Senin (6/5) ketika sekelompok kecil pengunjuk rasa tandingan yang menggunakan suar menyerbu protes utama.

Sekitar 50 demonstran juga melakukan protes pada hari Selasa di luar perpustakaan di Universitas Utrecht dan beberapa lusin di Universitas Teknik Delft, menurut kantor berita lokal ANP.

Protes di Jerman

Di kota Leipzig, Jerman timur, universitas tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 50 hingga 60 orang memenuhi ruang kuliah pada hari Selasa, sambil mengibarkan spanduk bertuliskan: “Pendudukan universitas melawan genosida”.

Para pengunjuk rasa membarikade pintu ruang kuliah dari dalam dan mendirikan tenda di halaman, menurut universitas.

Lembaga tersebut memanggil polisi pada sore harinya dan mengajukan tuntutan pidana.

Protes balasan pro-Israel juga terjadi di daerah tersebut yang melibatkan sekitar 40 orang, kata polisi.

Baca Juga:  Erdogan: Netanyahu Akan Bernasib Sama Seperti Hitler

Proses pidana telah dimulai terhadap 13 orang yang berada di ruang kuliah karena dicurigai masuk tanpa izin. Sejauh ini belum ada penangkapan yang dilakukan.

Sebelumnya, di Berlin’s Free University, polisi membubarkan demonstrasi setelah 80 orang mendirikan kamp protes di halaman kampus.

Para pengunjuk rasa, beberapa di antaranya mengenakan jilbab keffiyeh yang telah lama menjadi simbol perjuangan Palestina, duduk di depan tenda dan mengibarkan spanduk.

Mereka kemudian mencoba memasuki ruangan dan ruang kuliah dan menempatinya, menurut universitas tersebut, yang kemudian memanggil polisi untuk membubarkan protes tersebut.

 

Universitas mengatakan, properti rusak dan kelas-kelas di beberapa gedung ditangguhkan pada hari itu.

Polisi Berlin mengatakan mereka melakukan beberapa penangkapan karena hasutan kebencian dan pelanggaran.

Prancis, Swiss, Austria

Di Paris, polisi dua kali melakukan intervensi di universitas bergengsi Sciences Po untuk membubarkan sekitar 20 mahasiswa yang membarikade diri di aula utama.

Baca Juga:  Kecam Genosida Rafah, AWG: Zionis Pengecut dan Haus Darah 

Pasukan keamanan bergerak untuk mengizinkan siswa lain mengikuti ujian mereka dan melakukan dua penangkapan, menurut jaksa Paris. Universitas mengatakan ujian berjalan tanpa insiden.

Polisi telah melakukan intervensi beberapa kali selama sepekan terakhir di Sciences Po, di mana para pengunjuk rasa menuntut universitas tersebut mengungkapkan kemitraannya dengan institusi-institusi Israel. Sekitar 13 mahasiswa melakukan mogok makan, menurut universitas.

Di dekat gedung universitas Sorbonne, polisi pada Selasa malam bergerak untuk mengusir sekitar 100 mahasiswa yang menempati amfiteater dan melakukan 88 penangkapan, kata sumber polisi.

Di Swiss, protes menyebar ke tiga universitas di Lausanne, Jenewa dan Zurich.

Universitas Lausanne mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “mempertimbangkan bahwa tidak ada alasan untuk menghentikan hubungan ini” dengan universitas-universitas Israel seperti yang diminta oleh para pengunjuk rasa.

Di Austria, puluhan pengunjuk rasa telah berkemah di kampus Universitas Wina, mendirikan tenda dan memasang spanduk sejak Kamis malam. []

Sumber: The New Arab

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi